Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) telah menyusun strategi untuk menghadapi pelemahan rupiah belakangan ini. Adapun, mata uang Garuda kian melemah dan tercatat belum pernah kembali menyentuh level Rp15.000 sejak awal tahun.
Corporate External Communication Kalbe Farma Hari Nugroho menuturkan dalam penyusunan rencana 2025, KLBF menggunakan data kurs yang sama dengan asumsi dasar ekonomi makro pemerintah tahun 2025.
"Pelemahan rupiah dapat berdampak pada kinerja bisnis karena saat ini sebagian besar bahan baku masih harus diimpor karena keterbatasan suplai bahan baku dalam negeri," ujar Hari, Jumat (7/2/2025).
Meski berdampak terhadap kinerja, Hari menuturkan KLBF telah menyiapkan mitigasi atas hal ini. Mitigasi tersebut seperti inovasi untuk mencari substitusi bahan baku impor menjadi lokal, untuk mengurangi ketergantungan atas pembelian bahan baku impor.
Selain itu, KLBF juga mengeksplorasi pembayaran dalam mata uang lokal negara impor seperti bahan baku obat dari China dengan renminbi atau yuan.
"Perusahaan juga mencadangkan kas dalam dolar AS sebagai mitigasi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ucapnya.
Hari juga menuturkan KLBF juga terus membangun kapabilitas untuk produksi dalam negeri untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai strategi jangka panjang.
Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, Rupiah tercatat belum pernah menyentuh level Rp15.000-an sejak awal tahun 2025.
Bahkan, rupiah sempat menyentuh level Rp16.448 per dolar AS di awal pekan ini, yang merupakan level pelemahan terdalam. Adapun level tertinggi penguatan rupiah terhadap dolar AS adalah pada Rp16.143 pada 7 Januari 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.