Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Kongsi Grup Bakrie dan Salim PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) menargetkan produksi emas mencapai lebih dari 75.000 troy ounce pada tahun ini. Perkiraan itu naik sekitar 36,36% dari proyeksi realisasi produksi sepanjang tahun 2024 di level 55.000 troy ounce.
Direktur BRMS Herwin Wahyu Hidayat mengatakan upaya peningkatan produksi emas itu bakal berdampak positif pada kinerja keuangan perseroan pada tahun ini. Herwin beralasan harga emas di pasar sudah kembali melanjutkan tren penguatan.
“Ini dampaknya akan langsung dan positif ke kinerja keuangan perseroan,” kata Herwin dalam forum diskusi CTalks yang diadakan Sucor Sekuritas, Rabu (5/2/2025).
Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (6/2/2025) pukul 12.20 WIB, harga emas untuk kontrak April 2025 di bursa berjangka atau Comex terkoreksi 0,17% atau 4,90 poin ke level US$2.888,90 per troy ounce. Sementara itu, harga emas spot menguat 0,09% atau 2,53 poin ke level US$2.869,77 per troy ounce.
Lebih lanjut, Herwin mengatakan kapasitas produksi perseroan untuk jangka waktu 2025 sampai dengan 2028 bakal tetap bertopang dari Blok 1 Poboya di Palu, Sulawesi Tengah.
Kendati demikian, dia menambahkan, perseroannya tengah mempelajari potensi cadangan emas dari blok lainnya yang berdekatan dengan blok produksi saat ini.
Di sisi lain, kapasitas produksi emiten kongsi Grup Bakrie & Grup Salim ini bakal melonjak setelah proyek penambangan bawah tanah di Palu mulai operasi pada paruh kedua 2027.
Saat ini, BRMS tengah memfinalisasi pinjaman dari perbankan untuk proyek tersebut. Rencanannya, fasilitas pinjaman itu bakal diumumkan perseroan pada kuartal I/2025.
BRMS menargetkan fasilitas pinjaman sebesar US$200 juta sampai dengan US$300 juta untuk memulai proyek tambang bawah tanah tersebut.
Sebagian kecil fasilitas pinjaman perbankan itu, sekitar US$50 juta sampai dengan US$100 juta juga bakal diarahkan untuk kegiatan penambangan dan eskplorasi di Gorontalo Minerals.
“Game changer perusahaan kami ini ketika underground mining emas kami di Palu produksi, ini memiliki umur produksi sekitar 12 tahun sampai dengan 15 tahun,” kata dia.
Dalam keterbukaan informasi awal September 2024 lalu, anak usaha BRMS, PT Citra Palu Minerals (CPM) melaporkan adanya kenaikan kadar dan kandungan emas dari lokasi tambang River Reef dan Hillf Reef di Poboya, Palu.
CPM melaporkan rata-rata kadar emas sebesar 4,9 gram per ton, dengan kandungan sebesar 4,2 juta oz emas dalam sumberdaya mineral yang berasal dari lokasi tambang River Reef.
Laporan yang sama juga menunjukan bahwa sebagian besar dari kandungan emas tersebut (89%) diestimasikan untuk ditambang dengan metode penambangan bawah tanah.
Adapun, lokasi tambang di Hill Reef juga memberikan tambahan kandungan emas sebesar 329.000 oz emas.
Berdasarkan laporan keuangan, BRMS telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$15,65 juta atau Rp248,06 miliar (kurs Rp15.847 per dolar AS) pada kuartal III/2024.
Laba perseroan melesat 49,51% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya US$10,46 juta atau Rp165,91 miliar.
BRMS mencatatkan nilai produksi emas sebesar 45.366 troy ounce sampai kuartal III/2024, melebihi produksi emas sepanjang 2023 sebesar 23.270 troy ounce.
Adapun, average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata emas BRMS mencapai US$2.347 per troy ounce pada kuartal III/2024, dibanding pada 2023 sebesar US$1.930 per troy ounce.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.