Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) optimistis prospek investasi Surat Beharga Negara atau SBN Ritel tahun ini memiliki peluang cukup besar, termasuk ORI027.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan pandangan itu didukung dengan solidnya perekonomian domestik saat ini, dan tingkat bunga acuan yang diperkirakan stabil.
"Pertumbuhan ekonomi yang positif, tingkat inflasi yang terkendali, dan tingkat bunga acuan yang diperkirakan stabil," kata Deni saat dihubungi, Rabu (29/1/2025).
Sebelumnya, pemerintah telah membuka penawaran SBN ritel ORI027 dengan dua pilihan tenor, yakni ORI027T3 tenor 3 tahun dengan tingkat imbal hasil alias kupon sebesar 6,65% per tahun. Selanjutnya ORI027T6 tenor 6 tahun dengan kupon sebesar 6,75% per tahun.
Deni mengatakan produk SBN Ritel kali ini bakal memberi pilihan investasi yang menarik bagi masyarakat sesuai dengan preferensi dan tujuan investasi masing-masing.
"SBN ritel juga menguntungkan karena menawarkan imbal hasil yang cukup kompetitif, serta insentif pajak yang lebih rendah," kata dia.
Baca Juga
Ihwal strategi pembiayaan APBN, Deni mengatakan, pemerintah menentukan besaran dan waktu penerbitan SBN dengan mempertimbangkan kondisi pasar keuangan global dan domestik serta kondisi kas negara.
"Penerbitan SBN yang dilakukan diupayakan sesuai dengan kebutuhan, pada window yang tepat, serta biaya yang paling optimal dengan risiko yang terukur," kata dia.
Seperti diketahui, penawaran ORI027 untuk ORI027T3 dan ORI027T6 ini berlangsung mulai 27 Januari 2025 pukul 09.00 WIB, sampai dengan 20 Februari 2025 pukul 10.00 WIB.
Adapun, kuota awal yang ditawarkan kedua seri ORI027 sebesar Rp25 triliun. Ditilik secara rinci, ORI027T3 menawarkan kuota penjualan hingga Rp15 triliun dan ORI027T6 menawarkan kuota Rp10 triliun.
Investor Borong ORI027
Mengacu data salah satu mitra distribusi PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) per Selasa (28/1/2025) pukul 16.00 WIB, terpantau investor telah memborong ORI027 sebanyak Rp375,5 miliar dari kedua seri tersebut.
ORI027T3 telah terjual sekitar Rp287,9 miliar atau 1,9% dari kuota penawaran sebesar Rp15 triliun. Alhasil, kuota pembelian ORI027T3 masih tersisa Rp14,7 triliun atau 98,1%.
Berikutnya, ORI027T6 telah terjual sekitar Rp87,61 miliar atau 0,9% dari kuota awal sebesar Rp10 triliun. Artinya, kuota pembelian ORI027T6 masih tersisa Rp9,91 triliun atau masih 99,1%.
Senior Economist PT KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan dengan melihat penawaran kupon yang lebih tinggi dibanding sebelumnya, permintaan untuk ORI027 diproyeksi akan besar.
"Saya optimistis, mungkin bisa lebih dari Rp20 triliun, bahkan mungkin mendekati target, kemungkinan juga bisa melebihi [ORI026] karena kondisi pasarnya relatif mendukung," katanya kepada Bisnis, Selasa (28/1/2025).