Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.166,06 pada Jumat (24/1/2025). Saham berkapitalisasi jumbo seperti PANI, DSSA, dan AMMN mencatatkan kenaikan di tengah penurunan indeks.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup turun 0,92% atau 66,58 poin menuju 7.166,06 hingga akhir perdagangan. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 7.232,64 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya 7.261,45.
Tercatat, sebanyak 227 saham menguat, 368 saham menurun, dan 360 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp12.462 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi jumbo, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) melonjak 14,90% menjadi Rp12.725 per saham. Saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) juga naik 3,98% menuju Rp43.150, sedangkan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 0,60% ke Rp8.450 per saham.
Adapun, saham berkapitalisasi besar yang menurun dipimpin PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan koreksi 4% ke level Rp9.600. Selanjutnya, ada saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang melemah 2,60% menjadi Rp9.350.
Dari sisi sektoral, penurunan IHSG dibebani oleh indeks saham teknologi yang ambles sebesar 2,07% menuju level 4.289,67, lalu indeks saham infrastruktur mengalami koreksi sebesar 1,43% dan indeks saham industri turun 0,56%.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG sempat ditutup melemah 0,22% menuju level 7.216,15 pada perdagangan sesi pertama.
Secara teknikal, IHSG terlihat pullback setelah gagal menguji resisten dinamis MA200. Indikator histogram MACD juga menunjukkan penyempitan negative slope yang tervalidasi dengan indikator stochastic RSI yang deathcross pada area overbought.
“Oleh karena itu, kami memperkirakan IHSG akan menguji support psikologis 7.200 pada sesi kedua perdagangan sesi kedua hari ini,” ungkap Valdy.
Sementara itu, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menuturkan bahwa pattern candle IHSG membentuk inverted hammer atau masih di atas MA5 dan MA20, serta indikator MACD golden cross.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.