Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan rebalancing atau penentuan ulang konstituen indeks paling likuid di Bursa, LQ45. Saham-saham seperti JPFA, CTRA, hingga MAPA masuk menjadi anggota konstituen LQ45.
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan perubahan konstituen LQ45 kali ini memberikan peluang menarik, terutama dengan masuknya saham-saham seperti PT Japfa Comfeed Tbk. (JPFA), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA).
"Ketiga emiten ini memiliki potensi penguatan yang cukup besar karena didukung oleh sentimen positif," kata Ekky, Kamis (23/1/2025).
Ekky mencontohkan sentimen positif tersebut seperti JPFA yang diuntungkan oleh program Makan Siang Gratis (MBG). Sementara itu, CTRA dan MAPA mendapatkan dampak positif dari penurunan suku bunga BI Rate yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan permintaan properti maupun konsumsi ritel.
Namun, lanjut Ekky, perlu diingat jika kinerja LQ45 tidak hanya ditentukan oleh konstituen baru, melainkan juga oleh pergerakan saham-saham lain dalam indeks. Saham-saham tersebut terutama emiten dengan bobot besar seperti perbankan dan telekomunikasi.
Dia melanjutkan pergerakan saham-saham blue chip di LQ45 terlihat cukup positif. Kenaikan ini didukung oleh sentimen penurunan suku bunga BI Rate dan ekspektasi bahwa kebijakan tarif AS di bawah Trump tidak akan seagresif yang dikhawatirkan.
Baca Juga
"Namun, prospek hingga akhir tahun masih bergantung pada stabilitas makroekonomi domestik dan sentimen global, seperti pertumbuhan ekonomi China dan arah kebijakan moneter AS," tuturnya.
Adapun untuk strategi investasi, menurut Ekky saat ini indeks LQ45 masih dalam tahap awal pembalikan tren. Investor menurutnya memiliki kesempatan untuk melakukan akumulasi beli pada saham-saham big caps di LQ45 yang memiliki valuasi murah dan potensi pertumbuhan laba.
Menurut Ekky, saham-saham seperti BBRI, BMRI, TLKM, BRIS, dan ICBP dapat menjadi pilihan menarik karena fundamentalnya yang kuat dan potensi dividen yang stabil.
Selain itu, kata dia, emiten tambang batu bara seperti PTBA dan ITMG juga layak diperhatikan.
"Dengan valuasi yang murah serta prospek dividen menarik dalam beberapa bulan ke depan, saham-saham ini dapat memberikan keuntungan bagi investor, terutama di tengah momentum penguatan harga komoditas," ucap Ekky.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.