Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meredup, Bursa Asia Diproyeksi Fluktuatif

Bursa saham Asia diperkirakan fluktuatif karena pelaku pasar menantikan data inflasi AS yang memberi petunjuk mengenai laju pemangkasan suku bunga The Fed.
Papan saham elektronik menampilkan Nikkei 225 Stock Average di salah satu perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 5 Agustus 2024./Bloomberg-Noriko Hayashi
Papan saham elektronik menampilkan Nikkei 225 Stock Average di salah satu perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 5 Agustus 2024./Bloomberg-Noriko Hayashi

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia diperkirakan fluktiatif pada perdagangan Selasa (14/1/2025) setelah aksi beli di Wall Street memicu rebound pada sejumlah saham.

Melansir Bloomberg, bursa berjangka menunjukkan indeks Nikkei diperkirakan turun 1,2% setelah dibuka kembali dari hari libur Senin. Adapun bursa Australia diperkirakan, sementara Hong Kong terlihat datar.

Di AS, indeks Dow Jones ditutup menguat 327,13 poin atau 0,78% ke level 42.267,13, sedangkan indeks S&P 500 ditutup naik 3,51 poin atau 0,06% ke 5.830,71. Di sisi lain, indeks Nasdaq turun 112,53 poin atau 0,58% ke posisi 19.050,53.

Saham produsen-produsen energi menguat seiring dengan reli minyak sementara bank-bank naik menjelang dimulainya musim laporan keuangan AS. Hal ini terlepas dari penurunan yang melanda perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Nvidia Corp. dan Apple Inc.

Indeks S&P 500 AS sempat turun di bawah level penutupan pada tanggal 5 November, tepat sebelum Donald Trump terpilih sebagai presiden.

Para investor telah melepas saham-saham karena kekhawatiran bahwa inflasi tetap tinggi dan the Fed harus mengurangi rencananya menerapkan lebih banyak pelonggaran moneter.

Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley mengatakan data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan pekan ini diperkirakan tidak akan mendorong The Fed untuk melakukan penurunan suku bunga lagi bulan ini.

”Namun hal ini dapat membantu meringankan beberapa momentum bearish, seperti halnya awal yang baik untuk musim laporan keuangan,” kata

Di Asia, China meningkatkan dukungannya untuk yuan dengan perubahan pada kontrol modal dan janji untuk menindak gangguan pasar, setelah mata uang ini turun mendekati rekor terendah terhadap dolar AS dalam perdagangan luar negeri.

China diperkirakan menyambut baik laporan bahwa anggota tim ekonomi Presiden terpilih Donald Trump Tengah mendiskusikan pendekatan yang lebih bertahap terhadap tarif impor yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing negosiasi sambil membantu menghindari lonjakan inflasi.

Sementara itu, para pedagang opsi di AS bersiap-siap menghadapi salah satu periode musim laporan pendapatan yang paling bergejolak dalam sejarah.

Analis Bank of America Corp Savita Subramanian mengatakan saham-saham individual di S&P 500 akan bergerak rata-rata 4,7% ke dua arah setelah merilis laporan keuangannya, yang merupakan pergerakan terbesar dalam satu hari laporan keuangan, menurut para ahli strategi di Bank of America Corp.

“Musim laporan keuangan ini sekali lagi akan menjadi surga bagi para investor saham,” jelas Subramanian.

Laporan-laporan dari bank-bank termasuk JPMorgan Chase & Co. dan Wells Fargo & Co. minggu ini diperkirakan akan menunjukkan keuntungan berkelanjutan dari perdagangan dan perbankan investasi, yang membantu mengimbangi penurunan pendapatan bunga bersih yang disebabkan oleh deposito yang lebih tinggi dan permintaan pinjaman yang lesu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper