Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jeblok Usai The Fed Tahan Suku Bunga

Harga emas turun lebih dari 1% setelah The Fed menahan suku bunga tanpa sinyal pemangkasan.
Karyawati memperlihatkan logam mulia di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta, Senin (2/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati memperlihatkan logam mulia di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta, Senin (2/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas dunia terkoreksi lebih dari 1% setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan dan belum memberi sinyal jelas soal waktu pemangkasan suku bunga. Data ekonomi AS yang kuat turut menekan daya tarik logam mulia tanpa imbal hasil ini.

Melansir Reuters pada Kamis (31/7/2025), harga emas di pasar spot turun 1,5% ke level US$3.275,92 per troy ounce pada pukul 15.08 waktu New York (19.08 GMT). Sementara itu, emas berjangka AS melemah 0,8% ke posisi US$3.352,80 per ounce.

The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga dalam keputusan yang terpecah, tanpa memberikan kepastian kapan biaya pinjaman akan diturunkan. Dua anggota dewan gubernur menyatakan pendapat berbeda (dissent) dalam rapat tersebut.

Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa belum ada keputusan terkait pemangkasan suku bunga pada September, meskipun banyak pelaku pasar sebelumnya memperkirakan itu akan menjadi awal dari pelonggaran kebijakan moneter. Dia menambahkan bahwa risiko pelemahan pasar tenaga kerja kini mulai terlihat.

Tai Wong, pedagang logam independen menyebut, Powell tetap pada pendiriannya, lebih fokus mengendalikan inflasi dibandingkan merespons kekhawatiran pasar tenaga kerja. 

“Dolar melonjak, memberi tekanan tambahan pada emas, meskipun harga emas batangan masih bertahan di kisaran bawah. Jika terjadi koreksi lebih dalam, kemungkinan akan memicu aksi beli kembali karena alasan fundamental emas—ketidakpastian, utang AS yang tinggi, dan tren de-dolarisasi—masih kuat," katanya.

Laporan ketenagakerjaan ADP menunjukkan bahwa sektor swasta AS menambah jumlah tenaga kerja melebihi perkiraan pada Juli, meskipun sejumlah indikator menunjukkan pasar tenaga kerja mulai melunak.

Analis komoditas WisdomTree, Nitesh Shah, menambahkan bahwa semakin keras kritik pemerintahan Trump terhadap arah kebijakan saat ini, semakin besar pula potensi kenaikan harga emas.

Emas dikenal sebagai aset lindung nilai yang unggul di tengah ketidakpastian dan ketika suku bunga berada di level rendah.

Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mencatat penurunan tajam. Harga perak spot anjlok 3,2% ke level US$36,97 per ounce, menyentuh posisi terendah dalam hampir tiga pekan terakhir. Platina turun 6,6% ke level US$1.303,19, terendah sejak 24 Juni, sedangkan palladium melemah 4,9% menjadi US$1.196,75.

Menurut Jim Wyckoff, analis senior Kitco Metals, tekanan ini kemungkinan disebabkan oleh aksi ambil untung para trader jangka pendek.

“Pasar emas sempat terkoreksi akhir-akhir ini, dan itu turut memberikan tekanan tambahan pada platina dan palladium,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro