Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Melemah Tertekan Penguatan Dolar AS

Harga emas melemah pada perdagangan Senin (13/1/2025) setelah dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.
Tumpukan emas batangan di Inggris. Harga emas berakhir melemah pada Senin (13/1/2025) tertekan penguatan dolar AS./ Bloomberg-Chris Ratcliffe
Tumpukan emas batangan di Inggris. Harga emas berakhir melemah pada Senin (13/1/2025) tertekan penguatan dolar AS./ Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melemah pada perdagangan Senin (13/1/2025) setelah dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Laporan tenaga kerja yang kuat pekan lalu memperkuat keyakinan bahwa bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga sepanjang tahun ini.

Melansir Reuters, harga emas di pasar spot berakhir terkoreksi 1% ke level US$2.661,76 per troy ounce, setelah mencatatkan level tertinggi dalam satu bulan pada Jumat lalu. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS Comex ditutup melemah 1,3% di US$2.678,60 per troy ounce.

Analis senior RJO Futures Rob Haberkorn mengatakan kuatnya data tenaga kerja pekerjaan AS mendorong penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil Treasury.

“Penurunan harga emas ini merupakan respons langsung terhadap laporan yang lebih kuat dari perkiraan tersebut,” ujar Haberkorn.

Dia juga menyebutkan bahwa aksi ambil untung turut menekan harga emas, terutama setelah kinerja positif emas pada pekan sebelumnya.

Indeks dolar AS mencapai level tertinggi sejak November 2022 setelah laporan pekerjaan AS menegaskan kekuatan ekonomi, sekaligus menambah ketidakpastian terhadap kebijakan The Fed ke depan.

Kenaikan nilai dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.

Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS pekan depan turut menciptakan dinamika pasar. Kebijakan tarif dan perdagangan proteksionis yang diusulkannya diperkirakan akan memicu inflasi dan meningkatkan potensi perang dagang, yang berpotensi meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Para investor kini mengalihkan perhatian ke data inflasi AS, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel yang akan dirilis pekan ini. Data tersebut akan memberikan petunjuk penting mengenai arah kebijakan moneter Federal Reserve.

“Jika data inflasi CPI yang dirilis Rabu menunjukkan tekanan inflasi yang terus berlanjut, ekspektasi pemotongan suku bunga di paruh pertama tahun ini akan sepenuhnya dikesampingkan,” tulis analis City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada.

Ekspektasi pasar saat ini mengarah pada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun ini, turun dari perkiraan 40 basis poin pekan lalu.

Seperti diketahui, suku bunga yang lebih tinggi cenderung melemahkan daya tarik emas sebagai aset karena tidak menawarkan imbal hasil.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper