Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah terpantau naik tipis dan diperdagangkan dalam kisaran sempit pada Rabu (18/12/2024) karena investor tetap berhati-hati menjelang pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS (The Fed).
Mengutip Reuters, harga minyak mentah jenis Brent naik 0,16% atau 12 sen, menjadi US$73,31 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 11 sen, atau 0,16%, menjadi US$70,19 per barel.
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya pada Rabu waktu setempat sejak siklus pelonggaran kebijakannya dimulai.
Yang lebih penting bagi pasar minyak adalah komentar tentang pergerakan suku bunga pada tahun 2025, kata para analis.
"Proyeksi penurunan suku bunga pada tahun 2025 masih diragukan, terutama dengan rencana Trump untuk kembali menjabat pada tanggal 20 Januari. Ada narasi yang berlaku bahwa kebijakan Trump dapat menyebabkan inflasi, yang, ditambah dengan kekhawatiran tentang potensi campur tangan terhadap otonomi Federal Reserve, menyebabkan investor minyak tetap berhati-hati," kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova.
Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya pinjaman, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Baca Juga
Uni Eropa resmi mengadopsi paket sanksi ke-15 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Kelompok negara Eropa itu menambahkan 33 kapal tambahan dari armada bayangan Rusia yang digunakan untuk mengangkut minyak mentah atau produk minyak bumi ke dalam daftar sanksi. Inggris juga memberikan sanksi kepada 20 kapal karena membawa minyak Rusia ilegal.
Sanksi baru tersebut dapat memicu volatilitas harga minyak lebih lanjut meskipun sejauh ini sanksi tersebut belum berhasil mengeluarkan Rusia dari perdagangan minyak global.
Sementara itu, data American Petroleum Institute pada Selasa (17/12/2024) menunjukkan bahwa stok minyak mentah turun sebesar 4,69 juta barel dalam pekan yang berakhir pada tanggal 13 Desember, kata seorang sumber. Persediaan bensin naik sebesar 2,45 juta barel, dan stok sulingan naik sebesar 744.000 barel, menurut sumber tersebut.
Menurut jajak pendapat Reuters, para analis memperkirakan perusahaan-perusahaan energi AS menarik sekitar 1,6 juta barel minyak mentah dari penyimpanan selama pekan yang berakhir pada tanggal 13 Desember. Adapun, Badan Informasi Energi AS akan merilis data penyimpanan minyaknya pada Rabu waktu setempat.