Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau turun tipis dalam perdagangan awal di Asia pada Selasa (17/12/2024) karena investor khawatir tentang permintaan China. Pasar juga menunggu arahan lebih lanjut dari keputusan suku bunga The Fed yang akan dirilis pada Rabu besok.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 6 sen menjadi US$70,65 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis Brent turun 1 sen menjadi US$73,90 per barel.
"Harga terbebani oleh aksi ambil untung setelah reli 6% minggu lalu dan serangkaian data ekonomi China yang mengecewakan kemarin," kata analis pasar IG Tony Sycamore.
Pada perdagangan Senin (16/12/2024) kemarin, harga minyak turun dari level tertinggi selama beberapa minggu karena melemahnya data belanja konsumen dari China, meskipun produksi industri menguat, dan karena investor beralih ke pola bertahan menjelang pertemuan Federal Reserve AS.
The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan terakhirnya tahun ini pada hari Selasa dan Rabu, di mana secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase.
Pertemuan tersebut juga akan menjelaskan seberapa jauh pejabat berpikir mereka akan memangkas suku bunga pada tahun 2025 dan 2026, dan apakah bank sentral akan mengurangi pelonggaran untuk mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.
Baca Juga
Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Sementara itu, dikutip dari Bloomberg, harga minyak dunia diperkirakan akan berakhir sedikit lebih rendah pada 2024, karena ekspektasi kelebihan pasokan tahun depan dan prospek suram di China membayangi ketegangan geopolitik di Rusia dan Timur Tengah.
Adapun, negara-negara Eropa bersiap untuk menekan kapal tanker yang mengangkut minyak mentah Rusia, karena AS mengisyaratkan akan menurunkan batasan harga minyak produsen tersebut untuk membatasi akses ke dana untuk perang di Ukraina.
"Saya heran minyak mentah tidak menguji US$71 dan level terendah dalam kisaran multi-bulannya" mengingat permintaan yang lesu dan data konsumsi China," ujar kepala penelitian Pepperstone Group, Chris Weston mengacu pada Brent. "Aliran berita tentu saja membuat pedagang minyak mempertahankan preferensi untuk memudarkan reli."
Harga minyak dunia juga telah diperdagangkan dalam rentang pendek dalam beberapa minggu terakhir, mendorong volatilitas historis minyak selama 30 hari ke level terendah sejak Agustus.