Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat Tipis Usai BI Rate Ditahan 6%

Rupiah ditutup menguat setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan alias BI Rate di level 6%.
Potret Presiden Pertama RI Sukarno dalam uang lembar rupiah pecahan Rp100.000. / Bloomberg-Brent Lewin
Potret Presiden Pertama RI Sukarno dalam uang lembar rupiah pecahan Rp100.000. / Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat tipis ke level Rp16.097,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (18/12/2024). 

Penguatan itu terjadi setelah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan alias BI Rate di level 6% berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17 Desember sampai dengan 18 Desember 2024. 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat minor 0,02% atau 3 poin ke level Rp16.097 per dolar AS pada hari ini. Pada saat yang sama, indeks dolar AS bergerak ke level 106,96. 

Di sisi lain, sejumlah mata uang di kawasan asia pasifik lainnya cenderung mengalami pelemahan. Misalkan, yuan Jepang melemah 0,08%, mata uang dolar Hong Kong susut 0,01% dan dolar Singapura turun 0,06%. 

Selain itu, won Korea Selatan dan peso Filipina turut ditutup melemah masing-masing sebesar 0,05% dan 0,22%. Pelemahan itu juga dialami rupee India dan yuan China masing-masing sebesar 0,02% dan 0,04% per dolar AS.

Di sisi lain, dolar Taiwan cenderung menguat terhadap dolar AS sebesar 0,08% pada penutupan perdagangan hari ini. 

Seperti diberitakan sebelumnya, BI memutuskan untuk mempertahakan suku bunga acuan di level 6% yang ikut mendorong rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini. 

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 17 dan 18 Desember 2024 memutuskan untuk tetap mempertahankan BI Rate sebesar 6%," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (18/12/2024). 

Dalam pengumuman suku bunga BI hari ini, bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,75%. 

Perry mengatakan keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan Amerika Serikat dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah," ujar Perry.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper