Bisnis.com, JAKARTA — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun akan menguat bergerak turun pada 2025, ditopang dengan pemangkasan suku bunga.
Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin memprediksi bahwa yield SUN pada tahun depan akan terdorong lebih rendah daripada tahun ini yang berada direntang 6,60%-7,20%.
"Menurut saya, rata-rata yield di tahun depan akan berkisar antara 6,31%-6,69% untuk tenor 10 tahun. Sebagai catatan, persentase tersebut adalah angka rata-rata," katanya saat ditanyai Bisnis, Kamis (12/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa perkiraan persentase tersebut masih mungkin akan berfluktuasi lebih rendah atau lebih tinggi pada tahun depan.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa modal asing pada tahun depan diharapkan akan mengalir ke pasar suku bunga, terdorong karena pasar domestik menawarkan imbal hasil yang tinggi.
Menurutnya, ketidakpastian pada tahun depan akan mendorong pelaku pasar untuk tetap menitikberatkan pada surat utang pemerintah, yang dinilai relatif lebih aman karena merupakan aset bebas risiko (risk-free asset).
Baca Juga
"Karena pasokan surat utang akan lebih signifikan di tahun depan, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, persentase penurunan yield akan cenderung lebih kaku daripada seharusnya," ujarnya.
Faktor risiko lainnya adalah nilai rupiah yang menghadapi perkembangan sentimen eksternal, dari risiko geopolitik dan ketidakpastian akibat kebijakan Trump 2.0.
Menurutnya, pasar domestik tetap menarik karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Tenggara dengan peringkat yang mirip dengan Indonesia, seperti Thailand (BBB+) dan Filipina (BBB+).
"Asumsinya adalah peringkat Sovereign kita tidak berubah dibandingkan dengan tahun ini," tambahnya.
Terbaru, Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mengafirmasi Peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+ dengan outlook positif.
Berdasarkan data Bloomberg, yield SUN tenor 10 tahun di Indonesia masih menawarkan imbal hasil 6,98% hingga 12 Desember 2024. Menurutnya persentase tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Filipina dan Thailand.
Adapun dia menjelaskan berdasarkan data asianbondonline, yield SUN tenor 10 tahun, di China sebesar 1,96%, di Jepang sebesar 1,07%, di Korea Selatan sebesar 2,74%, di Malaysia sebesar 3,78%, di Filipina sebesar 5,87%, di Singapura sebesar 2,71%, di Thailand sebesar 2,30%, dan di Vietnam sebesar 2,79%.