Bisnis.com, JAKARTA - Pasar saham Indonesia telah banyak kehilangan dana asing, terutama sejak AS mengumumkan hasil pemilihan presidennya. Tak tanggung-tanggung, dana asing yang keluar dari Tanah Air melebihi Rp15 triliun dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 November 2024, tercatat jual bersih atau net sell asing sebesar Rp594,12 miliar. Dalam sebulan perdagangan, total net sell asing menjadi Rp15,85 triliun.
Kemarin, IHSG kembali mencatatkan pelemahan sebesar 0,43% atau 31,17 poin ke level 7.214,72. IHSG dibuka di level 7.215,91 dan sempat menyentuh level terendah 7.195,67 dan tertinggi di 7.249,69
Larinya dana investor asing atau capital outflow di pasar saham Indonesia didorong oleh sentimen penguatan dolar AS setelah kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS.
Dilansir Bloomberg, dolar AS yang menguat dan imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi telah mendatangkan malapetaka pada aset pasar di negara berkembang seperti Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
Penyebabnya, kekhawatiran kebijakan Trump yang meningkatkan inflasi AS bisa memaksa The Fed meredam penurunan suku bunganya.
Baca Juga
“Apa yang awalnya menjadi pendorong utama bagi Asean, seperti dolar AS yang lebih rendah karena suku bunga dan inflasi yang lebih rendah, dalam beberapa bulan menjelang pemilihan AS telah berubah menjadi hambatan,” kata Head of Research di Valverde Investment Partners Pte. Niklas Olausson dikutip dari Bloomberg pada Kamis (28/11/2024).
Olausson menambahkan, khusus Indonesia saat ini masih kekurangan katalis positif di level makro untuk bisa menarik kembali dana asing tersebut. Dia pun melihat pemerintah baru di Indonesia saat ini masih memerlukan waktu untuk implementasi sejumlah kebijakan.
Adapun, diharapkan beberapa kebijakan pemerintah bisa menarik kembali dana asing yang sempat keluar saat ini.
"Tidak mengejutkan investor melakukan penyesuaian portofolio," ujarnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.