Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sambut Nataru, Garuda Indonesia (GIAA) Tambah 4 Pesawat dari Lebanon & Australia

Jelang momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) Garuda Indonesia (GIAA) tambah 4 pesawat batu yang didatangkan dari Lebanon & Australia.
Jelang momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) Garuda Indonesia (GIAA) tambah 4 pesawat batu yang didatangkan dari  Lebanon & Australia. /Bisnis-Paulus Tandi Bone
Jelang momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) Garuda Indonesia (GIAA) tambah 4 pesawat batu yang didatangkan dari Lebanon & Australia. /Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mempersiapkan momen libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru dengan menambah jumlah pesawatnya. Terdapat empat pesawat baru yang akan didatangkan dari Lebanon dan Australia.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pada tahun ini, penambahan pesawat di GIAA berlangsung secara konservatif. Penambahan dilakukan guna mendukung operasional libur Natal dan tahun baru.

"Kami akan tambah empat pesawat. Sebelum Nataru kami menyiapkan diri," ujar Irfan kepada wartawan setelah public expose pada Senin (11/11/2024).

Ia mengatakan empat pesawat yang didatangkan sifatnya sewa dari pihak ketiga. Adapun, empat pesawat itu akan didatangkan dari Lebanon dan Australia.

"Mungkin minggu-minggu ini satu datang. Satu dari Lebanon, sama dari Alice Springs, di Australia," kata Irfan.

Dengan hadirnya empat pesawat itu, jumlah pesawat yang dioperasikan GIAA kian bertambah. Tercatat, total jumlah pesawat yang dioperasikan oleh GIAA mencapai 96 pesawat hingga Oktober 2024.

Secara rinci, terdapat 56 pesawat yang dioperasikan oleh maskapai Garuda Indonesia dan 40 pesawat dioperasikan oleh maskapai Citilink.

GIAA sendiri telah mencatatkan laba bersih US$18,11 juta sampai dengan Oktober 2024, berbalik dari kondisi rugi US$82,86 juta per Oktober 2023.

Raupan laba GIAA itu seiring dengan pendapatan yang naik 16,12% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$2,84 miliar per Oktober 2024, dibandingkan US$2,44 miliar per Oktober 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper