Bisnis.com, JAKARTA — Emiten yang dinakhodai oleh Arsjad Rasjid, PT Indika Energy Tbk. (INDY) menggelontorkan belanja modal senilai US$80,6 juta sepanjang Januari-September 2024.
Mayoritas realisasi capital expenditure (capex) Indika Energy itu mengalir untuk bisnis non-batu bara, yakni mencapai US$68,8 juta. Lebih terperinci, capex untuk Indika Mineral Investindo (terutama untuk proyek Awakmas) sebesar US$52,5 juta, Indika Nature sebesar US$5,2 juta, Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$2,7 juta, dan KALISTA sebesar US$2,0 juta.
Vice President Director and Group CEO Indika Energy Azis Armand menyampaikan Indika Energy tetap fokus pada strategi diversifikasi di tengah berbagai tantangan dalam industri yang dihadapi.
“Sebagian besar dari belanja modal kami tahun ini, sebesar 85%, diarahkan untuk mengembangkan portofolio di sektor non-batu bara,” tegasnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (5/11/2024).
Menurut Azis, strategi itu merupakan bentuk komitmen INDY terhadap keberlanjutan dan transisi energi yang lebih bersih.
“Kami percaya bahwa langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang Indika Energy untuk mencapai netral karbon pada 2050 dan memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan lingkungan,” tuturnya.
Indika Energy berinvestasi di berbagai sektor non-batu bara termasuk kendaraan listrik, pertambangan emas, solusi berbasis alam, energi baru dan terbarukan, serta teknologi digital. Langkah diversifikasi ini dilakukan untuk mendukung aspirasi Indika Energy untuk mencapai netral karbon pada 2050.
Di sisi profitabilitas, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk INDY turun menjadi US$34,4 juta per kuartal III/2024 dibandingkan dengan US$93,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal itu sejalan dengan penurunan pendapatan Indika Energy sebesar 22,4% secara tahunan menjadi sebesar US$1,78 miliar dari US$2,29 miliar sepanjang Januari-September 2023.