Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Bergerak Landai usai Pecahkan Rekor Tertinggi

Harga emas terpantau stabil setelah menyentuh rekor tertinggi pada perdagangan kemarin, seiring dengan penguatan imbal hasil obligasi dan dolar AS.
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terpantau stabil setelah melonjak ke rekor tertinggi pada perdagangan Senin (21/10/2024) kemarin seiring dengan penguatan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury dan dolar, mengimbangi dukungan dari meningkatnya ketidakpastian seputar pemilihan presiden AS dan perang Timur Tengah.

Mengutip Reuters pada Selasa (22/10/2024) harga emas di pasar spot naik tipis pada US$2,723.25 per troy ounce setelah mencapai rekor US$2,740.37 per troy ounce dan mulai menurun pada perdagangan kemarin. Sementara itu, harga emas berjangka AS terpantau naik 0,3% pada level US$2,738.9.

"Imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10-tahun bergerak jauh lebih tinggi, indeks dolar menguat. Dan itu memberikan beban pada emas," kata Daniel Pavilonis Senior Market Strategist di RJO Futures.

Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan naik ke level tertinggi dalam 12 minggu. Adapun indeks dolar AS menguat, membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

Emas batangan, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi, telah naik lebih dari 32% sepanjang tahun ini, memecahkan beberapa rekor puncak karena penurunan suku bunga Federal Reserve dikombinasikan dengan permintaan safe-haven menciptakan badai yang sempurna bagi emas.

“Kita semakin dekat dengan pemilu AS, beberapa minggu lagi, kita melihat geopolitik terjadi di Timur Tengah, Israel, Iran, apa pun hal yang terjadi di balik layar,” kata Pavilonis.

Dengan pemilihan presiden AS yang tinggal dua minggu lagi, mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris terjebak dalam pertarungan sengit untuk memenangkan beberapa negara bagian yang lebih kompetitif.

Sementara itu, ratusan warga Beirut meninggalkan rumah mereka ketika Israel bersiap menyerang situs-situs yang terkait dengan operasi keuangan Hizbullah, sehingga memperburuk kekhawatiran akan eskalasi konflik.

"Kami memperkirakan emas akan mencapai US$2.900 troy ounce selama 12 bulan ke depan, didukung oleh penurunan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Adapun, pelaku pasar kini melihat peluang 85% penurunan suku bunga sebesar seperempat basis poin oleh The Fed pada bulan November.

Dalam perkembangan lain, harga perak di pasar spot naik 0,6% menjadi $33,85 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak akhir 2012 di awal sesi.

“Kita mungkin melihat emas melambat kecepatannya dan perak mulai meningkat dan mengejar emas,” tambah Pavilonis.

Platinum turun 0,7% menjadi $1,006.25 per ounce. Paladium turun 2,4% menjadi $1.054,07.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper