Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cek Prospek IPO Usai Prabowo-Gibran Dilantik, Tertekan Sampai Awal 2025?

Analis melihat aksi IPO masih akan tertekan sampai awal 2025 usai dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden.
Analis melihat aksi IPO masih akan tertekan sampai awal 2025 usai dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden. Bisnis/Himawan L Nugraha
Analis melihat aksi IPO masih akan tertekan sampai awal 2025 usai dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia tercatat berkurang hingga kuartal III/2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Analis melihat aksi IPO setidaknya masih akan tertekan hingga awal tahun depan usai pelantikan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden.

Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan pihaknya melihat sejauh ini IPO masih akan tertahan, setidaknya hingga awal tahun depan.

"Selain tentunya memang ada transisi pemerintahan yang tentunya akan berujung pada potensi adanya perubahan secara regulasi," ucap Nico, Senin (14/10/2024).

Dia melanjutkan, bagi perusahaan yang telah mendaftar untuk melakukan pencatatan saham, listing akan tetap berjalan. Namun, kata dia, untuk perusahaan yang belum mendaftar, maka perusahaan-perusahaan tersebut akan cenderung menunggu.

Selain itu, lanjut Nico, salah satu tugas berat Bursa dalam hal IPO ini menurut Nico adalah mendorong kembali kepercayaan para calon emiten, pelaku pasar, dan investor untuk bisa kembali masuk ke dalam pasar modal.

Dia melanjutkan tantangan lain yang akan datang untuk aksi IPO ini adalah otoritas terkait harus memastikan jika perusahaan yang melantai memang layak secara fundamental, dan memiliki potensi valuasi di masa yang akan datang.

"Bahwa kualitas akan jauh lebih bernilai daripada kuantitas," ucap Nico.

Adapun Nico menuturkan untuk prospek ke depan, IPO di sektor energi terbarukan masih sangat dinantikan. Selain itu, kata dia, sektor yang memang inline dengan business plan dari pemerintah seperti properti yang akan difokuskan, dan emiten terkait program makan siang bergizi juga dinantikan investor.

Lembaga Auditor Ernst and Young (EY) sebelumnya menyebutkan pasar IPO Indonesia mengalami perlambatan pada tiga kuartal tahun 2024.

EY menyampaikan kinerja IPO ini jauh lebih rendah yaitu 34 IPO hingga kuartal III/2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 66 IPO. Pendanaan total sampai kuartal III/2024 ini juga berkurang menjadi US$300 juta, dari sebelumnya US$3,3 miliar.

Selain itu, EY juga mencatat perolehan dana IPO Indonesia pada kuartal III/2024 juga lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia sebesar US$1,4 miliar dan Thailand US$0,6 miliar.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper