Bisnis.com, JAKARTA — Emiten yang sahamnya dikoleksi Lo Kheng Hong, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) mengantongi penyusutan laba bersih menjadi US$91,25 juta pada semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2024 yang diaudit, realisasi laba bersih itu merosot 51,59% dari capaian laba periode yang berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ABMM pada semester I/2023 yang tercatat sebesar US$188,52 juta.
Menyusutnya laba bersih ABMM sejalan dengan pendapatan perseroan yang melandai. Pendapatan ABMM dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar US$573,9 juta atau turun 24,8% year-on-year (YoY) dari US$763,18 juta pada 6 bulan pertama 2023.
Lebih terperinci pendapatan ABMM dari kontrak dengan pelanggan terdiri atas kontraktor tambang dan tambang batu bara US$425,76 juta, jasa logistik dan sewa kapal US$66,98 juta, jasa divisi site services dan repabrikasi US$25,97 juta, pabrikasi US$33,25 juta, dan perdagangan bahan bakar US$21,42 juta.
Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan ABMM juga turun dari US$521,32 juta pada semester I/2023 menjadi US$511,31 juta pada semester I/2024.
Sebelumnya, Direktur ABM Investama Haris Mustarto memproyeksikan kinerja keuangan yang konservatif karena harga batu bara yang kembali normal.
Namun, menurutnya, harga batu bara akan mencapai kesetimbangan baru pada level yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 2015-2020. Kemudian, ketidakpastian geopolitik akan berpengaruh signifikan pada harga komoditas energi ke depan.
Adapun, beberapa strategi yang disiapkan adalah mengoptimalkan sinergi Group ABM Investama dengan partner strategis, kemudian operational excellence dengan selalu mengedepankan keamanan dan keselamatan kerja.
“Memperkuat neraca perusahaan untuk mendukung tujuan bisnis dan memaksimalkan kinerja keuangan,” jelasnya.
Selain itu, ABMM juga akan fokus pada pengembangan energi baru terbarukan. Teranyar, ABMM beserta anak usahanya PT Cipta Kridatama (CK) kembali menandatangani fasilitas Perjanjian Kredit (PK) bersama Bank Mandiri senilai Rp1,6 triliun dengan tenor lima tahun.
Dari sisi operasional, ABM Investama menargetkan overburden removal (OB) 280 juta bcm pada 2024. Nilai itu naik tipis dari realisasi sebesar 277 juta bcm periode 2023.