Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksi masih memiliki ruang apresiasi pada perdagangan hari ini, Jumat (20/9/2024).
Mengutip data Bloomberg, rupiah tercatat membukukan kenaikan 96 poin atau 0,63% menuju level Rp15.239 per dolar AS pada Kamis (19/9/2024). Kinerja rupiah sejalan dengan mata uang lain di Asia yang mayoritas ditutup menguat terhadap dolar AS.
Yuan China, misalnya, menguat 0,15% dan ringgit Malaysia meningkat 0,24% Selain itu, rupee India, peso Filipina, dan baht Thailand masing-masing menguat 0,14%, 0,22%, serta 0,46%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin (bps) menjadi di kisaran 4,75%–5% dan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6% sebagai katalis positif di pasar uang.
Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat pada rentang Rp15.150–Rp15.250 per dolar AS pada Jumat (20/9/2024).
Dia menjabarkan penurunan Fed Rate dilandasi oleh keyakinan bahwa inflasi akan terus menyusut ke target tahunan yakni 2%.
“Para pembuat kebijakan melihat suku bunga acuan Fed turun 50 bps lagi pada akhir tahun ini, 100 bps lagi pada 2025, dan 50 bps lagi pada 2026 hingga berakhir pada kisaran 2,75%-3,00%,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).
Di sisi lain, Ibrahim menuturkan penurunan suku bunga The Fed yang cukup besar telah memicu kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS. Utamanya terkait pasar tenaga kerja, yang berisiko menimbulkan lebih banyak hambatan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang.
“Sementara, suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi pertanda baik bagi aktivitas ekonomi. Pemotongan agresif The Fed memicu beberapa kekhawatiran atas potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia juga memangkas suku bunga acuan dari level 6,25% menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024. Keputusan ini dinilai berani, taktis dan antisipatif untuk menopang penguatan ekonomi di tengah indikasi pelemahan.
Pelemahan ekonomi Indonesia terindikasi dari deflasi empat bulan berturut-turut, angka PMI manufaktur di bawah batas normal 50 selama dua bulan terakhir, indeks kepercayaan pebisnis dan konsumen menurun, serta angka pengangguran mendaki setiap bulannya.
Dengan penurunan BI Rate 25 bps menjadi 6%, perbankan diharapkan segera melakukan penyesuaian suku bunga. Hal itu bertujuan agar permintaan kredit bisa terdongkrak, sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan.
“Jika ekspektasi inflasi mengarah ke target sasaran yang 2,5% dan kurs rupiah tetap stabil, maka masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan setidaknya 50-75 bps menjadi 5,50% – 5,25% untuk menjadi stimulus perekonomian,” kata Ibrahim.
Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.150 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (20/9/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,58% atau 89 poin ke posisi Rp15.150 per dolar AS. Sepanjang perdagangan rupiah sempat menyentuh level terkuat Rp15.060 per dolar AS.
Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau naik 0,09% ke posisi 100,7. Sama seperti rupiah, mata uang Asia lainnya mengalami penguatan. Yuan China misalnya naik 0,14%, baht Thailand naik 0,2%, dan rupee India naik 0,18%.
Akan tetapi, sejumlah mata uang di kawasan Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,67%, won Korea melemah 0,28%, dolar Taiwan melemah 0,18%, dan peso Filipina melemah 0,05%.
Laras Febriany, Portfolio Manager, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, menuturkan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga The Fed diperkirakan dapat menjadi iklim yang suportif bagi rupiah dan bisa menarik arus dana asing masuk ke pasar obligasi Indonesia lebih lanjut.
Secara historis, menurut Laras, periode pemangkasan suku bunga The Fed adalah kondisi yang negatif bagi dolar AS. Sejak 1990, terdapat delapan siklus pemangkasan suku bunga The Fed, dan secara rata-rata nilai tukar dolar AS melemah 1,1% dalam periode tersebut.
"Kondisi pelemahan dolar AS ini harusnya dapat menjadi faktor yang suportif bagi stabilitas rupiah," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (20/9/2024)
Nilai tukar rupiah masih betah di zona hijau pada perdagangan hari ini hingga pukul 12.10 WIB. Merujuk Bloomberg, rupiah menguat 141 poin atau 1,93% ke posisi Rp15.098 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah sempat menyentuh level terkuat di posisi Rp15.063 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS melemah 0,034 poin atau 0,03% ke posisi 100,6
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat dan menyentuh level Rp15.100 pada Jumat (20/9/2024). Penguatan rupiah berlanjut setelah The Fed dan Bank Indonesia kompak memangkas suku bunga acuan.
Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 138 poin atau 0,91% menuju level Rp15.101 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS mencatatkan pelemahan 0,03% ke posisi 100,641.
Hingga pukul 09.25 WIB, rupiah lanjut menguat di hadapan dolar AS dan menembus posisi Rp15.065.
Sementara itu, mayoritas mata uang lain di Asia dibuka bervariasi. Yen Jepang dan yuan China menguat masing-masing sebesar 0,11% serta 0,20%. Selain itu, dolar Hong Kong menguat 0,04%, dolar Singapura 0,05%, baht Thailand 0,27%, dan dolar Taiwan terapresiasi 0,06%. Adapun, won Korea melemah 0,19%.