Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke level Rp15.239 pada Kamis (19/9/2024). Penguatan terjadi usai The Fed dan Bank Indonesia (BI) kompak memangkas tingkat suku bunga acuan pada September 2024.
Mengutip data Bloomberg, rupiah tercatat membukukan kenaikan 96 poin atau 0,63% menuju level Rp15.239 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS juga naik 0,09% ke posisi 100,68.
Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup menguat. Yuan China, misalnya, menguat 0,15% dan ringgit Malaysia meningkat 0,24% Selain itu, rupee India, peso Filipina, dan baht Thailand masing-masing menguat 0,14%, 0,22%, serta 0,46%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin (bps) menjadi di kisaran 4,75% – 5% dilandasi oleh keyakinan bahwa inflasi akan terus menyusut ke target tahunan yakni 2%.
“Para pembuat kebijakan melihat suku bunga acuan Fed turun 50 bps lagi pada akhir tahun ini, 100 bps lagi pada 2025, dan 50 bps lagi pada 2026 hingga berakhir pada kisaran 2,75%-3,00%,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).
Di sisi lain, Ibrahim menuturkan penurunan suku bunga The Fed yang cukup besar telah memicu kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS. Utamanya terkait pasar tenaga kerja, yang berisiko menimbulkan lebih banyak hambatan ekonomi dalam beberapa bulan mendatang.
Baca Juga
“Sementara, suku bunga yang lebih rendah biasanya menjadi pertanda baik bagi aktivitas ekonomi. Pemotongan agresif The Fed memicu beberapa kekhawatiran atas potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Dari dalam negeri, BI juga memangkas suku bunga acuan dari level 6,25% menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024. Keputusan ini dinilai berani, taktis dan antisipatif untuk menopang penguatan ekonomi di tengah indikasi pelemahan.
Pelemahan ekonomi Indonesia terindikasi dari deflasi empat bulan berturut-turut, angka PMI manufaktur di bawah batas normal 50 selama dua bulan terakhir, indeks kepercayaan pebisnis dan konsumen menurun, serta angka pengangguran mendaki setiap bulannya.
Dengan penurunan BI Rate 25 bps menjadi 6%, perbankan diharapkan segera melakukan penyesuaian suku bunga. Hal itu bertujuan agar permintaan kredit bisa terdongkrak, sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan.
“Jika ekspektasi inflasi mengarah ke target sasaran yang 2,5% dan kurs rupiah tetap stabil, maka masih ada ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan setidaknya 50-75 bps menjadi 5,50% – 5,25% untuk menjadi stimulus perekonomian,” kata Ibrahim.
Untuk perdagangan besok, Jumat (19/9/2024), Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.150 – Rp15.250 per dolar AS.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.