Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Pangkas Suku Bunga jadi 6%, Rupiah Ditutup Stagnan di Level Rp15.333

Rupiah ditutup stagnan dan parkir di level Rp15.335 per dolar AS usai BI memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%.
Rupiah ditutup stagnan dan parkir di level Rp15.335 per dolar AS usai BI memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Bisnis/Suselo Jati
Rupiah ditutup stagnan dan parkir di level Rp15.335 per dolar AS usai BI memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6%. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di level Rp15.335 usai Bank Indonesia (BI) memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada Rabu (18/9/2024).

Mengutip data Bloomberg, rupiah tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan dan bertahan di level Rp15.355 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,07% ke posisi 100,82.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas ditutup menguat. Yen Jepang, misalnya, meningkat 0,39% dan ringgit Malaysia menguat 0,52% Selain itu, yuan China, won Korea, dan baht Thailand masing-masing menguat 0,10%, 0,08%, serta 0,23%.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17 – 18 September 2024, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI.

Bank sentral juga menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 5,25% dan suku bunga Lending Facility juga turun sebesar 25 basis poin menjadi 6,75%.

Perry mengatakan keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yakni dalam sasaran 2,5±1%, serta untuk mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. BI diketahui telah mengerek suku bunga sebesar 275 bps pada Agustus 2022 hingga April 2024, sebelum akhirnya menahannya pada periode Mei, Juni, Juli, dan Agustus.

“Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Dia menambahkan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 melanjutkan kondisi surplus selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Capaian surplus neraca perdagangan tersebut menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

BI, kata Ibrahim, juga memperkirakan ekonomi Indonesia mencapai 4,7-5,5% pada 2024 atau pada titik tengah 5,1%. Hal ini didukung oleh berbagai indikator, termasuk hasil survei BI yang memperlihatkan geliat ekonomi pada kuartal III/2024 tetap terjaga.

Ibrahim memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp15.230 – Rp15.350 pada perdagangan besok, Kamis (18/9/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper