Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTBA Alokasikan Cadangan Batu Bara Khusus untuk Program Hilirisasi

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) berkomitmen mendukung program hilirisasi pemerintah dengan mengalokasikan cadangan khusus batu bara.
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA)  di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023). Bisnis/Abdurachman
Truk membawa batu bara di tambang milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim , Sumatra Selatan, Rabu (18/10/2023). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berkomitmen untuk terus mendukung kebijakan hilirisasi batu bara yang digaungkan oleh pemerintah.

Sejalan dengan visi perusahaan, Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk Niko Chandra mengatakan bahwa pihaknya telah mengalokasikan cadangan batu bara untuk hilirisasi.

“PTBA telah mengalokasikan cadangan batu bara khusus untuk proyek hilirisasi, sehingga kebutuhan batu bara untuk industri hilirisasi dapat terjamin,” kata Niki kepada Bisnis dikutip, Kamis (12/9/2024).

Niko menyampaikan, salah satu komitmen PTBA untuk mendukung program hilirisasi pemerintah dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak.

Seperti berkolaborasi dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) dan beberapa perguruan tinggi untuk mendorong peningkatan nilai tambah batu bara.

“Dari kolaborasi-kolaborasi serta penelitian dan pengembangan itu, kami berharap tercipta inovasi yang mempertimbangkan skala keekonomian, sehingga hilirisasi batu bara bisa dijalankan,” ujarnya.

Meski telah berkerja sama dengan berbagai pihak, Niko menuturkan PTBA terbuka untuk bekerja sama dengan mitra yang kompeten dalam bidang hilirisasi batu bara guna mengembangkan industri hilirisasi di Indonesia.

“Dengan dukungan kuat dari Pemerintah, PTBA optimis hilirisasi batu bara dapat diwujudkan,” ucap Niko.

Adapun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan kepada para produsen batu bara agar pemanfaatan batu bara sebagai komoditas unggulan sejalan dengan peningkatan nilai tambah melalui program hilirisasi.

Bahlil menyakinkan bahwa pemerintah tetap mendukung batu bara sebagai salah satu komoditas utama. Namun ia menekankan pentingnya transisi energi secara bertahap.

"Jadi, kalian harus mendapatkan modal capital yang cukup dulu sebagai instrumen untuk melakukan proses peralihan ke teknologi hijau. Karena kalau kita langsung paksakan tanpa modal yang cukup, kita tidak akan mampu melakukannya," kata Bahlil melansir dari laman ESDM, Selasa (10/9/2024).

Bahlil menuturkan, seperti halnya masyarakat dunia yang berpikir kreatif untuk meningkatkan pertumbuhan tanpa mengabaikan konsensus global terkait penurunan emisi, Indonesia juga berkomitmen untuk menurunkan emisi hingga nol pada tahun 2060 secara bertahap.

Bahlil meminta produsen batubara untuk mulai meningkatkan nilai tambah produk batu bara melalui program hilirisasi.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia sedang mendorong hilirisasi batu barra menjadi produk lain yang memiliki nilai tambah, seperti Dimethyl Ether (DME), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan bahan baku pupuk. 

"Untuk batu bara ke depannya, kita tidak hanya melakukan ekspor raw material, tapi juga mendorong DME sebagai pengganti LPG. Karena impor LPG per tahun itu mencapai 6 juta ton, salah satu bahan baku untuk mengganti LPG adalah batubara melalui DME, serta sebagai bahan baku pupuk," ungkap Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper