Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat diperkirakan akan memangkas suku bunganya dalam FOMC September ini. Saham-saham komoditas diperkirakan akan terpengaruh oleh penurunan suku bunga The Fed ini.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina menjelaskan secara umum pemangkasan suku bunga akan berdampak baik ke harga komoditas.
"Jadi memang penurunan dolar AS berdampak positif. Kemudian dengan adanya pemangkasan suku bunga, tentu akan memacu pertumbuhan ekonomi yang akan berdampak ke permintaan barang komoditas," kata Martha, Kamis (12/9/2024).
Akan tetapi, lanjutnya, barang komoditas seperti logam mineral, kemudian nikel, timah, copper, lalu komoditas energi seperti batu bara, tidak bisa terlepas dari China.
Dari data ekonomi yang ada di kuartal II/2024, lanjutnya, perlambatan ekonomi China masih berlangsung. Selain itu, data industrial China terakhir menurut Martha juga masih lemah.
Di sisi lain, lanjutnya ekonomi China juga sedikit banyak masih ditopang oleh pemerintahnya. Karena hal ini, pertumbuhan ekonominya akan terbatas.
Baca Juga
"Jadi memang harga komoditas ini sentimennya untuk jangka pendek sampai akhir tahun lebih banyak sentimen negatifnya," tutur Martha.
Selain itu, lanjutnya, pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Cina juga hanya sebesar 10 basis point (bps), yang pengaruhnya masih minim.
Martha juga melihat saat ini kenaikan saham-saham komoditas pada kuartal ke II/2024 cukup baik. Akan tetapi, pada kuartal ke III/2024 ini memang terdapat penurunan mayoritas untuk komoditas.
Mirae Asset Sekuritas mencatat secara month to date (MtD), sektor energi tercatat melemah 2,1%, akan tetapi, secara year to date (YtD) masih bergerak menguat 24,7%.
Sementara itu, untuk prospek komoditas energi kuartal IV/2024, Martha melihat investor perlu menunggu data kuartal III/2024 untuk Cina.
"Jadi kalau lihat data terakhir yang ada data bulanannya so far masih slow," ucapnya.
Adapun saham-saham pilihan Mirae Asset Sekuritas adalah ADRO di sektor batu bara, LSIP untuk sektor CPO, dan INCO untuk sektor nikel.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.