Bisnis.com, JAKARTA – Kendati fundamental cukup bertenaga, performa saham PT Hatten Bali Tbk. (WINE) masih lesu sepanjang tahun berjalan. Mengantisipasi hal ini, manajemen memacu sejumlah strategi sebagai katalis yang berpotensi memantik kinerja saham di lantai bursa.
Hingga semester I/2024, kinerja penjualan Hatten Bali tembus Rp123,38 miliar atau tumbuh 12,08% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp110,09 miliar.
Kinerja tersebut ditopang oleh segmen wine yang membukukan penjualan Rp127,41 miliar atau tumbuh 10,94% year-on-year (YoY), arak mencapai Rp9,4 miliar, dan lainnya sebesar Rp893,81 juta. Adapun, potongan penjualan sebesar Rp14,32 miliar.
Di sisi lain, beban pokok penjualan Hatten Bali juga naik 11,74% YoY menjadi Rp66,87 miliar sehingga laba kotor mencapai Rp56,51 miliar atau tumbuh 12,48% YoY.
Setelah diakumulasikan dengan berbagai pendapatan dan beban lain, WINE mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp21,01 miliar pada semester I/2024. Jumlah ini meningkat 1,56% secara tahunan.
Kendati menorehkan kinerja positif, saham WINE mencatatkan pelemahan sebesar 37,14% year-to-date (YtD) menjadi Rp264 per saham hingga perdagangan Selasa (10/9/2024).
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Hatten Bali Ketut Sumarwan mengatakan penghindaran saham berkapitalisasi kecil semakin meningkat sejak diperkenalkannya sistem full call auction (FCA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal tersebut mengakibatkan volume perdagangan hanya terpusat pada saham berkapitalisasi besar, sedangkan saham dengan market cap kecil dan menengah mulai kehilangan minat.
“Untuk mengatasi hal ini, kami aktif dalam kegiatan investor relation [IR]. Tim IR kami secara rutin juga berkomunikasi dengan sekuritas dan manajer investasi. Memang, dibutuhkan waktu hingga fundamental perusahaan tecermin pada harga saham,” ujarnya kepada Bisnis.
Berdasarkan riset sekuritas, kata Sumarwan, penurunan harga saham WINE dinilai tidak sejalan dengan kinerja fundamental dan prospek pertumbuhan ke depan. Oleh karena itu, manajemen meyakini kinerja saham perusahaan akan segera membaik.
Seiring hal tersebut, Hatten Bali sedang membidik kenaikan penjualan sebesar 14% pada kuartal III/2024 dan mencapai 19% secara tahunan hingga kuartal akhir tahun ini. Hal tersebut ditempuh dengan memperkuat penjualan ritel di luar hotel, restoran, dan kafe.
Sementara itu, untuk penjualan di luar Bali, dia menuturkan bahwa perseroan cukup aktif melakukan strategi pemasaran seperti mengikuti acara wine tasting dan berpartisipasi dalam pameran guna memperkenalkan produk-produk Hatten Bali.
“Kami juga berencana meluncurkan produk baru yang mengikuti tren pasar, seperti Prosecco [sparkling wine] yang akan diluncurkan di paruh kedua tahun ini. Dengan langkah-langkah ini, kami optimis dapat meningkatkan penjualan di sisa tahun ini,” tuturnya.