Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garibaldi 'Boy' Thohir Ungkap Penyebab Laba Adaro (ADRO) Turun 11% pada Semester I/2024

Adaro (ADRO) mampu meningkatkan volume penjualan tetapi laba inti menyusut pada semester I/2024. Boy Thohir sebut hal itu disebabkan penurunan harga batu bara
Direksi PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di Jakarta, Rabu (15/5/2024). /Bisnis-Annisa Kurniasari Saumi.
Direksi PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di Jakarta, Rabu (15/5/2024). /Bisnis-Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA --  Kendati mencatatkan pertumbuhan volume penjualan, laba PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengalami kontraksi pada semester I/2024. 

ADRO mencatatkan volume penjualan 34,94 juta ton batu bara pada semester I/2024, naik 7% secara tahunan (year-on-year/YoY). Adapun, laba inti ADRO senilai US$911 juta, turun 11% YoY. 

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Garibaldi Thohir mengatakan bahwa walaupun menghadapi kondisi harga yang sulit baik untuk batu bara termal maupun metalurgi, Grup Adaro mampu menunjukkan resiliensi kinerja keuangan berkat komitmen terhadap keunggulan operasional dan efisiensi.

"Resiliensi tersebut merupakan cerminan dedikasi kolektif dari tim kami. Kami tetap berfokus pada eksekusi proyek dalam upaya untuk mengkonversikan visi jangka panjang kami menjadi nilai nyata bagi para pemegang saham," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (28/8/2024). 

Garibaldi atau yang sering disapa Boy Thohir melanjutkan ADRO mempertahankan komitmen untuk memberikan pengembalian bagi pemegang saham dalam bentuk dividen tunai serta program pembelian kembali saham perusahaan. 

"Kami menghaturkan ucapan terima kasih kepada para pemegang saham yang telah menjadi bagian yang terpisahkan dari perjalanan Adaro,” katanya. 


Kinerja ADRO Semester I/2024 


Dari sisi kinerja, kendati mencatatkan peningkatan volume penjualan pada semester I/2024, pendapatan usaha ADRO turun 15% YoY menjadi US$2.973 juta. 

Kontraksi kinerja pendapatan ADRO itu disebabkan oleh penurunan hingga 19% pada harga jual rata-rata  yang sejalan dengan melemahnya harga batu bara. 

ADRO berhasil menekan baban pokok pendapatan menjadi US$1.765 juta, turun 13% YoY. Alhasil, laba kotor ADRO menjadi US$1.208 juta, turun 16% YoY.

ADRO mencetak laba inti US$911 juta pada semester I/2024, turun 11% YoY dengan Ebitda operasional pada US$1.234 juta. 

Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal (capex) ADRO naik 46% YoY menjadi US$394 juta. Belanja modal itu digunakan untuk alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung di rantai pasok, dengan mulai investasi pada smelter aluminium beserta fasilitas pendukungnya. 

"Posisi keuangan ADRO tetap sehat dengan kas bersih US$1.557 juta pada akhir semester I/2024," tulis manajemen ADRO.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper