Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate masih di level tinggi 6,25%. Deretan saham otomotif pun berkinerja loyo pada perdagangan hari ini, Rabu (21/8/2024).
Berdasarkan data RTI Business, harga saham PT Astra International Tbk. (ASII) turun 0,98% pada perdagangan hari ini, ditutup di level Rp5.075 per saham.
Kemudian, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) mencatatkan penurunan harga saham 0,76% ke Rp1.300 pada penutupan perdagangan hari ini.
Senada, Harga saham PT Bintang Oto Global Tbk. (BOGA) turun 1,17% ke level Rp845. Harga saham PT Putra Mandiri Jembar Tbk. (PMJS) juga turun 2,56% ke Rp114.
Selain itu, PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharm Tbk. (CARS) mencatatkan penurunan harga saham 1,19% ke level Rp83.
Alhasil, sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (YtD), kinerja saham emiten otomotif itu kian merosot. Harga saham ASII turun 10,18%, IMAS turun 6,81%, dan BOGA turun 28,69% sepanjang tahun berjalan 2024.
Lalu, harga saham PMJS dan CARS masing-masing turun 19,72% serta 17% secara YtD.
Penurunan harga saham deretan emiten otomotif hari ini terjadi setelah keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di level tinggi, 6,25%.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia [RDG BI] pada 20 dan 21 Agustus 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,25%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (21/8/2024).
Adapun, dalam pengumuman suku bunga BI hari ini, bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,50% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 7,00%.
Perry mengatakan keputusan ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter pro-stabilitas, yaitu untuk penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah, serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mengatakan kinerja saham emiten otomotif memang lesu pada semester I/2024 karena terkendala tren suku bunga tinggi.
Meski begitu, terdapat ekspektasi penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) pada September 2024. Menurutnya, kondisi tersebut kemudian akan diikuti oleh BI.
Seiring dengan penurunan suku bunga acuan BI, Vicky memperkirakan ke depannya emiten otomotif seperti ASII dan IMAS memiliki peluang untuk perbaikan kinerjanya hingga akhir 2024.
"Selain itu, emiten otomotif memiliki strategi bisnis baru untuk pemulihan pada segmen-segmen bisnisnya," katanya kepada Bisnis, Senin (19/8/2024).
-----------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.