Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Tetap 6,25%, IHSG Ditutup Naik ke Level ATH 7.554

IHSG kembali mengukir ATH di level 7.554,59. Analis melihat langkah Bank Indonesia mempertahankan BI Rate 6,25% dapat membuat IHSG bergerak menguat terbatas.
Annisa Kurniasari Saumi, Nyoman Ary Wahyudi
Rabu, 21 Agustus 2024 | 16:30
Pegawai mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan reli 4 hari berturut-turut setelah ditutup menguat pada perdagangan Rabu (21/8/2024) setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini. 

Merujuk data Bursa Efek Indonesia, IHSG menguat 0,27% atau 20,6 poin ke level 7.554,59. Level itu sekaligus menjadi rekor tertinggi baru IHSG atau all time high (ATH).

IHSG konsisten melaju di zona hijau dalam 4 hari perdagangan berturut-turut dengan penguatan 0,3% pada Jumat (16/8/2024), 0,47% pada Senin (19/8/2024), dan 0,9% pada Selasa (20/8/2024). Alhasil, IHSG sudah naik 3,87% sepanjang tahun berjalan 2024. 

Penguatan IHSG pada perdagangan hari ini didorong oleh saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang menguat 3,03% ke level Rp5.100 per saham. Selain itu, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang naik 0,69% ke posisi Rp7.250 per saham turut berkontribusi terhadap apresiasi IHSG. 

Hari ini, IHSG tercatat bergerak pada rentang 7.543-7.594. IHSG kembali mencetak rekor ATH pada perdagangan intraday, dengan melesat ke level 7.594,54 saat pengumuman hasil RDG BI. 

Kenaikan IHSG turut mengerek naik kapitalisasi pasar yang tercatat sebesar Rp12.817,73 triliun. 

Ke depan, analis melihat keputusan bank sentral yang menahan suku bunga acuan BI Rate berdampak terbatas terhadap IHSG.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan keputusan mempertahankan BI Rate ini mempertimbangkan ketidakpastian global yang masih tersisa saat ini. Keputusan ini menurut Nafan membuat kinerja IHSG mulai mengalami penguatan terbatas. 

"Nantinya, market akan mencermati dinamika simposium Jackson Hole di mana Gubernur The Fed Powell akan berpidato," kata Nafan, Rabu (21/8/2024).

Nafan menuturkan market akan mendapatkan petunjuk baru mengenai arah kebijakan moneter The Fed ke depannya, terutama terkait dengan dinamikanya pada September nanti.

Nafan melanjutkan keputusan BI menahan suku bunga acuan ini menimbang ketidakpastian global dan akan berpengaruh pada volatilitas nilai tukar rupiah. Ketidakpastian global ini berasal baik dari ketegangan geopolitik maupun prospek pertumbuhan ekonomi global yang masih relatif melambat. Hal ini juga membuat risiko defisit neraca transaksi berjalan semakin melebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper