Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia kembali melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa (20/8/2024) di tengah penantian investor terhadap komentar Chairman Federal Reserve Jerome Powell dalam simposium tahunan tahunan The Fed di Jackson Hole akhir pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,74% atau 18,44 poin ke level US$2.522,72 per troy ounce pada pukul 16.52 WIB. Adapun harga emas berjangka Comex kontrak Desember 2024 menguat 0,76% ke US$2.560,7 per troy ounce.
Powell akan berbicara pada hari Jumat di simposium tahunan Jackson Hole di Wyoming. Investor akan mencermati pidatonya tersebut untuk untuk mendapatkan petunjuk mengenai kepastian the Fed menurunkan suku bunga acuan pada September mendatang.
Pelaku pasar juga akan memantau data-data ekonomi AS lainnya yang akan dirilis pekan ini, termasuk data klaim pengangguran pada hari Kamis, yang dapat memengaruhi rencana the Fed.
Harga emas menguat karena investor memandang suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas yang tidak menawarkan imbal hasil dibandingkan instrumen lainnya.
Logam mulia ini telah melonjak lebih dari 20% sepanjang tahun 2024. Seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga, reli harga emas juga didorong oleh pembelian oleh bank-bank sentral.
Baca Juga
Emas juga didukung oleh permintaan aset-aset safe haven di tengah-tengah konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Ukraina.
Kepala strategi komoditas Saxo Bank A/S Ole Hansen mengatakan komoditas emas tetap berada dalam jalur untuk mencetak rekor baru menjelang pidato Powell di Jackson Hole pada hari Jumat.
”Dengan dolar dan imbal hasil yang tidak memberikan banyak inspirasi hari ini, pendorong utamanya adalah momentum positif saat ini dan selera jual yang terbatas pada dasarnya meninggalkan jalur yang paling sedikit resistensi terhadap kenaikan,” ungkap Hansen seperti dikutip Bloomberg.
Di sisi lain, penguatan harga emas tertahan oleh kekhawatiran bahwa reli harga yang cukup panjang akan membebani permintaan di China setelah laporan terbaru impor Negeri Panda pada Juli 2024 turun ke level terendah sejak Mei 2022.