Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) lincah bermanuver setelah mengganti nama perusahaan jelang berakhirnya perjanjian lisensi dengan Ace Hardware Corporation di AS pada akhir tahun ini. Lantas, bagaimana nasib gerai atau toko yang memakai nama Ace Hardware ke depannya?
Di Indonesia, PT Kawan Lama Sejahtera milik pengusaha Kuncoro Wibowo menggenggam lisensi tunggal Ace Hardware pada 1995. Lisensi merek waralaba itu diperoleh dari Ace Hardware Corporation asal Amerika Serikat (AS) yang dibangun oleh Richard Hesse, E. Gunnard Lindquist, Frank Burke, dan Oscar Fisher pada 1924 dengan nama "Ace Stores".
Setahun berselang, nama Ace Hardware Indonesia didapat setelah ACES menjalankan perjanjian lisensi dengan Ace Hardware Corporation. Perjanjian lisensi itu berlangsung dalam kurun waktu 15 tahun.
Kuncoro kemudian memboyong PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia dengan menggelar initial public offering (IPO) pada 2007.
Dalam perjalanannya, pada 19 Januari 2010, ACES kembali memperpanjang jangka waktu lisensi sampai dengan 31 Desember 2024 alias akhir tahun ini.
Menjelang berakhirnya lisensi dengan Ace Hardware Corporation, ACES telah mengambil strategi dengan mengubah nama perusahaan. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 7 Juni 2024 lalu, nama baru emiten berkode ACES itu adalah PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. Nama baru kemudian berlaku efektif sejak 8 Juni 2024.
Selain mengubah nama, ACES juga telah meluncurkan logo baru perusahaan yang berbeda dengan yang sebelumnya dipakai oleh Ace Hardware di AS.
ACES saat ini telah memiliki 241 toko yang beroperasi di 73 kota di seluruh Indonesia. ACES juga telah membuka 10 toko dan menjangkau enam wilayah baru yakni Banyuwangi, Garut, Banda Aceh, Tanjungpinang, Ternate, dan Palopo.
Seiring dengan perubahan nama perusahaan serta akan berakhirnya perjanjian lisensi dengan Ace Hardware Corporation, Manajemen ACES memastikan sejauh ini tidak ada perubahan pada nama gerai. Ratusan gerai tetap memakai nama ACE.
"Saat ini tidak ada perubahan pada nama gerai kami, yakni tetap ACE," kata Direktur Aspirasi Hidup Indonesia Gregory S. Widjaja kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu. Namun, ke depan perseroan akan memberikan update informasi lebih lanjut.
Gregory juga mengatakan tujuan perubahan nama tidak lain adalah untuk mencerminkan peran perusahaan yang lebih menyeluruh, lebih dari sekadar menawarkan produk-produk untuk home improvement.
Seiring dengan perubahan nama, perusahaan mengalokasikan dana untuk berbagai keperluan rebranding. Dana yang disiapkan mencakup berbagai aspek penting diantaranya komunikasi melalui berbagai media yang tepat ke para pemangku kepentingan, kepatuhan terhadap regulator, juga legalitas perusahaan.
Dia mengatakan seiring dengan adanya perubahan nama perusahaan, ACES optimistis tetap meraih kinerja yang positif.
ACES menyiapkan sejumlah siasat seperti ekspansi layanan ke wilayah baru, pengembangan produk inovatif yang solutif untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup masyarakat, serta meningkatkan kualitas pengalaman berbelanja.
ACES juga berupaya memperkuat infrastruktur digital melalui layanan omni-channel, serta menerapkan inisiatif berkelanjutan melalui pilar lingkungan, sosial, ekonomi, dan tata kelola.
Adapun, hingga semester I/2024, ACES telah mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 21% secara tahunan (year on year/YoY), menjadi Rp366 miliar.
Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan bersih yang mengalami pertumbuhan 14% yoy mencapai Rp4,1 triliun.
Selain itu, same store sales growth (SSSG) juga meningkat sebesar 10,7% YoY, didorong oleh peningkatan permintaan di wilayah eks-Jawa dan Jawa eks-Jakarta, serta kinerja yang stabil di wilayah Jakarta.
Kinerja Saham ACES
Harga saham ACES mencatatkan penurunan 2,04% pada perdagangan hari ini, Senin (19/8/2024) ke level Rp720. Adapun, sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) harga saham ACES stagnan.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan emiten sektor ritel seperti ACES menarik dicermati. Sebab, indeks konsumen tetap solid dan mata uang rupiah salam tren penguatan.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) domestik pada Juli 2024 pun mencapai 123,4 atau naik minimalis dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 123,3.
Ajaib Sekuritas dalam risetnya merekomendasikan beli untuk ACES dengan target harga di level Rp770.
Terpisah, Equity Analyst OCBC Sekuritas William Siregar dalam risetnya menjelaskan bahwa seiring dengan berakhirnya lisensi dengan Ace Hardware Corporation, ACES tidak perlu lagi menyisihkan 0,6% dari penjualan dalam bentuk royalti. Namun demikian, penghematan itu akan diimbangi dengan biaya investasi sebesar 1% relatif terhadap penjualan untuk perubahan merek pada semester I/2025.
Menurut William, periode transisi ini bakal menimbulkan ketidakpastian di antara pelanggan mengenai merek baru ACES, yang berpotensi mempengaruhi penjualan jangka pendek.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.