Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), anak perusahaan holding BUMN pertambangan MIND ID, mengungkapkan komitmen dividen tahun buku 2024 yang akan disetor pada era pemerintahan Prabowo Subianto.
Berdasarkan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pendapatan pos kekayaan negara dipisahkan yang berasal dari dividen BUMN ditaksir mencapai Rp86 triliun.
Jumah itu meningkat 0,2% dari outlook dividen BUMN ke kas negara pada 2024 yakni Rp85,84 triliun. Sebagai informasi, dividen yang dibagikan tahun ini diperoleh dari laba perusahaan tahun buku 2023.
Adapun, proyeksi kenaikan dividen dalam RAPBN 2025 didukung oleh penguatan tata kelola dan kinerja keuangan perusahaan pelat merah di tengah dinamika stabilitas politik dan kondisi global.
Terkait hal tersebut, Sekretaris Perusahaan PTBA Niko Chandra mengatakan kebijakan dividen merupakan kewenangan pemegang saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Kebijakan dividen PTBA juga mengacu pada prospektus penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO), yang telah ditetapkan perseroan pada 2002.
“Berdasarkan prospektus tersebut, perusahaan telah menetapkan kebijakan dividen tunai minimal 30% dari laba setelah pajak, kecuali ditentukan lain oleh RUPS,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (19/8/2024).
Pada Juni lalu, PTBA telah membagikan dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2023 senilai Rp4,58 triliun atau setara dengan Rp397,71 per saham. Jumlah tersebut mencerminkan dividend payout ratio 75% dari laba bersih perusahaan.
Emiten batu bara pelat merah ini diketahui meraup laba bersih Rp6,1 triliun pada 2023. Pada saat bersamaan, PTBA membukukan pendapatan Rp38,5 triliun sepanjang tahun lalu.
Pada tahun ini, PTBA menargetkan produksi batu bara mencapai 41,3 juta ton dengan proyeksi penjualan sebanyak 43,1 juta ton dan target angkutan 33,7 juta ton.
Niko menuturkan perseroan telah mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi sejumlah faktor. Meski demikian, tantangan PTBA salah satunya datang dari koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.
“Rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 34% dari US$127,8 per ton pada Januari-Desember 2023 menjadi US$84,8 per ton secara tahunan,” kata Niko dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Tantangan lain juga datang dari harga pokok penjualan yang mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.
Di tengah proyeksi itu, Niko menyatakan PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri dan peluang ekspor guna mempertahankan kinerja perusahaan sepanjang tahun ini.
“Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal,” pungkasnya.
------------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.