Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) alias Antam bakal meningkatkan produksi bijih bauksit bulan depan seiring dengan rencana komisioning proyek smelter grade alumina refinery (SGAR) fase I, Mempawah, Kalimantan Barat.
Corporate Secretary Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan perseroan bakal meningkatkan kapasitas produksi bijih bauksit untuk memasok bahan baku ke pabrik alumina tersebut.
“Sehubungan dengan rencana komisioning SGAR pada tahun ini, tentunya perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi bijih bauksit guna memenuhi kebutuhan pasokan ke pabrik SGAR,” kata Syarif saat dikonfirmasi, Rabu (14/8/2024).
Proyek pabrik pemurnian bauksit ini merupakan usaha patungan antara Inalum yang memegang 60% saham dengan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) yang menghimpit 40% sisa kepemilikan.
SGAR Mempawah fase I dengan nilai investasi mencapai US$831,5 juta rencananya bakal menambah kapasitas produksi smelter grade alumina (SGA) mencapai 1 juta ton, dengan kapasitas serap bauksit dari hulu sebesar 3 juta ton. Rencana operasi komersial secara penuh ditarget Februari 2025 mendatang.
Rencananya pada masa komisioning, target produksi alumina dipatok sebesar 60.000 ton dengan jumlah kebutuhan bauksit sekitar 250.000 sampai dengan 270.000 ton.
Baca Juga
Kendati demikian, Faisal menerangkan, penjualan produk alumina yang diproduksi dari SGAR Mempawah nantinya tidak masuk secara konsolidasi pada kinerja penjualan Antam.
“Mengingat pabrik SGAR ini dikelola oleh perusahaan afiliasi di mana Antam akan mendapatkan benefit sebagai pemegang saham,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, fase commisioning SGAR Mempawah dinilai sebagai katalis positif yang berpotensi mewarnai prospek kinerja keuangan dan operasi Antam pada paruh kedua 2024 dan tahun depan.
Rencananya, pabrik pemurnian bauksit menjadi alumina itu bakal commisioning pada September 2024. Selanjutnya, jadwal commercial operation date (COD) dipatok pada Februari 2025.
“Hal ini bisa berdampak pada kenaikan kinerja pada segmen bauksit serta alumina ANTM pada semester II 2024, terlebih lagi dengan kapasitas yang cukup masif,” kata Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer saat dihubungi Bisnis, Senin (12/8/2024).
Kiwoom Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli untuk saham ANTM dengan target harga Rp1.330 per saham.
Di sisi kinerja keuangan, ANTM mencatatkan penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi sebesar Rp1,55 triliun pada semester I/2024. Laba tersebut lebih rendah 17,95% dibandingkan dengan periode semester I/2023 yang sebesar Rp1,88 triliun.
Padahal, emiten aneka tambang mineral itu mencatatkan kenaikan total penjualan sebesar 7,05% secara tahunan dari Rp21,66 triliun menjadi Rp23,18 triliun sepanjang semester I/2024.
Penjualan ANTM ditopang oleh produk emas sebesar Rp18,82 triliun bijih nikel sebesar Rp1,9 triliun, feronikel sebesar Rp1,52 triliun, alumina sebesar Rp724,94 miliar, dan perak sebesar Rp34,80 miliar. Adapun, pendapatan jasa pemurnian logam mulia adalah sebesar Rp98,18 miliar.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.