Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp15.893 per Dolar AS

Rupiah ditutup menguat 0,88% ke Rp15.893 per dolar AS, dengan indeks dolar AS turun 0,18% ke 103,160.
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.893 pada perdagangan hari ini, Kamis (8/8/2024). 

Mengutip data Bloomberg pukul 16.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,88% ke Rp15.893 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS turun 0,18% ke 103,160. 

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang menguat 0,35%, dolar Singapura menguat 0,27%, won Korea Selatan menguat 0,01%, yuan China menguat 0,12%, dan dolar Hong Kong melemah 0,10%. 

Kemudian dolar Taiwan naik 0,81%, peso Filipina menguat 0,35%, ringgit Malaysia menguat 0,54%, sementara rupee India melemah 0,01%, dan baht Thailand menguat 0,63%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaib mengatakan investor saat ini sedang gundah gulana melirik prospek perekonomian Amerika Serikat (AS), seperti tingkat pengangguran yang masih tinggi, juga inflasi yang belum kunjung mereda, sampai ada kekhawatitan bahwa ekonomi AS terancam resesi. 

Investor pun, kata Ibrahim, mengharapkan Federal Reserve atau The Fed untuk segera menurunkan suku bunga acuan. 

“Investor meningkatkan posisinya pada potensi The Fed untuk menurunkan suku bunga setelah pertemuan Bank Sentral AS tersebut secara mendadak pada Rabu pekan lalu,” kata Ibrahim lewat keterangan tertulis, Kamis (8/8/2024).

Pada pertemuan tersebut, Gubernur The Fed Jerome Powell mengisyaratkan penurunan suku bunga pada September 2024 dapat terjadi. Pernyataan tersebut kemudian diikuti rilis data pasar tenaga kerja yang lemah pada hari Jumat pekan yang sama. 

Pasar swap memperkirakan penurunan suku bunga The Fed hampir 50 basis poin pada September 2024. 

Di sisi lain, Ibrahim menambahkan, laju inflasi di dalam negeri terus mencatatkan tren yang melandai hingga Juli 2024.  

Pada Juli 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Indonesia sebesar 2,13% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,51% yoy. 

“Meski laju inflasi melandai, pemerintah akan tetap mewaspadai berbagai risiko yang akan memberikan tekanan pada laju inflasi,” kata dia. 

Dia memperkirakan rupiah bakal fluktuatif pada perdagangan besok. Hanya saja, menurut dia, rupiah bakal ditutup menguat di rentang  Rp. 15.820 - Rp.15.920.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper