Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Emas atau Dolar AS? Inilah Hasil Survei jika Trump Terpilih Lagi jadi Presiden AS

Emas berada dalam posisi yang tepat untuk reli jika memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat pada akhir 2024 nanti.
Pegawai menunjukan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Emas dinilai sebagai portofolio lindung nilai terbaik jika mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menduduki Gedung Putih. Pernyataan ini berdasarkan survei Bloomberg Markets Live (MLIV) Pulse terbaru yang dilakukan pada 22-26 Juli 2024.

Survei tersebut melibatkan manajer portofolio, ekonom, dan investor ritel dari seluruh dunia. Hasilnya, mayoritas responden menilai emas sebagai aset yang aman jika Trump terpilih kembali, dengan perbandingan 2:1 dibandingkan dengan responden yang memilih dolar AS. Jumlah responde dalam survei ini mencapai 480 orang. Lebih dari 60% responden juga memperkirakan bahwa dolar AS akan melemah jika Trump memenangkan pemilu.

Secara historis, harga emas naik lebih dari 50% selama empat tahun masa jabatan Trump, sementara dolar mengalami penurunan lebih dari 10% menurut data Bloomberg. Kebijakan Trump yang mencakup pemangkasan pajak, tarif, dan regulasi yang lebih longgar dipandang sebagai pemicu inflasi di Wall Street, yang dapat mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga kembali.

Jika Trump terpilih kembali dan memiliki keleluasaan lebih besar dalam memberlakukan kebijakan ekonomi, harga emas diperkirakan akan semakin melonjak, mendekati titik tertinggi sepanjang masa. Analis di JPMorgan Chase & Co., Gregory Shearer, menyatakan bahwa emas berada dalam posisi yang tepat untuk reli.

"Faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik, defisit AS yang terus meningkat, diversifikasi bank cadangan, dan lindung nilai inflasi telah mendorong harga emas batangan naik. Faktor-faktor ini kemungkinan akan bertahan terlepas dari hasil pemilu, tetapi dapat semakin meningkat di bawah skenario Trump 2.0 atau 'gelombang merah'," tulisnya pada 24 Juli 2024, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (29/7/2024).

Kepala strategi pasar di StoneX Group, Kathryn Rooney Vera, mengatakan bahwa masa jabatan kedua Trump bisa mempercepat perpindahan dari dolar AS karena sektor swasta bergabung dengan bank sentral dalam peralihan tersebut. "Portofolio klien menambah kepemilikan emas. Ada banyak ekspektasi akan melemahnya dolar," jelasnya, dengan faktor teknis, struktural, dan fundamental mendukung emas.

Kenaikan harga emas batangan selama masa kepresidenan Trump sebagian didorong oleh investor yang mencari keamanan kala pandemi Covid-19 dan suku bunga The Fed turun mendekati nol. Emas mencapai rekor tertinggi pada Agustus 2020 saat kekhawatiran karantina global memuncak.

Kali ini, kondisi makro juga kembali menguntungkan bagi emas batangan. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga pada September 2024. Bank-bank sentral telah membeli emas secara agresif sejak tahun 2022 dalam upaya untuk diversifikasi dari dolar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper