Bisnis.com, JAKARTA — Emiten BUMN pertambangan logam anggota MIND ID, PT Timah Tbk. (TINS) mengungkapkan kesiapan dana perseroan dalam melunasi obligasi dan sukuk jatuh tempo total senilai Rp806 miliar.
Corporate Secretary Timah Abdullah Umar mengatakan perseroan telah memiliki dana pembayaran pokok obligasi dan sukuk ijarah yang akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2024.
"Dana untuk pembayaran telah tersedia di rekening bank milik emiten," ujarnya dalam keterangan resmi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (26/7/2024).
Adapun, pembayaran akan dilakukan perseroan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) paling lambat pada 14 Agustus 2024 sebelum pukul 14.00 WIB.
Secara terperinci, surat utang TINS yang akan segera jatuh tempo yaitu Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 Seri B dengan pokok senilai Rp493 miliar.
Selanjutnya, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 senilai Rp313 miliar. Alhasil, jika ditotal obligasi dan sukuk tersebut senilai Rp806 miliar.
Baca Juga
Sebagai informasi, kedua surat utang TINS yang akan segera jatuh tempo tersebut masing-masing memiliki rating idA untuk obligasi dan idA (sy) untuk sukuk ijarah yang disematkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Pefindo menilai, surat utang dengan peringkat idA menunjukkan bahwa kapasitas penerbit untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya atas surat utang tersebut, relatif terhadap penerbit Indonesia lainnya, cukup kuat.
Namun, kapasitas penerbit tersebut agak lebih rentan terhadap dampak buruk dari perubahan keadaan dan kondisi ekonomi daripada penerbit dengan peringkat lebih tinggi. Akhiran (sy) menunjukkan peringkat tersebut mewajibkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Islam.
Berdasarkan informasi di laman Pefindo, TINS berencana untuk melunasi instrumen utang yang jatuh tempo tersebut dengan menggunakan fasilitas pinjaman bank baru. Hingga 31 Maret 2024, TINS mencatat kas sebesar Rp907 miliar dan fasilitas pinjaman bank yang belum digunakan sebesar Rp5,61 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.