Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terpantau variatif usai menurun ke level terendah dalam lebih dari satu minggu. Harga batu bara juga bervariatif, sedangkan crude palm oil (CPO) menguat.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (23/7/2024) harga emas di pasar spot melemah 0,05% ke level US$2.395,46 per troy ounce pada pukul 06.31 WIB.
Kemudian, harga emas Comex kontrak Desember 2024 menguat 0,10% ke level US$2.444,69 per troy ounce pada pukul 06.21 WIB.
Mengutip Reuters, harga emas telah menurun ke level terendah dalam lebih dari satu minggu pada Senin (22/7/2024). Penurunan ini terjadi karena dolar yang menguat dan para pedagang menunggu lebih banyak data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan komentar pejabat Federal Reserve (The Fed).
“[Kami melihat pasar emas sedang sepi pada Senin (22/7) karena] mereka menunggu untuk melihat apa sebenarnya arti perubahan dalam pencalonan partai demokrat bagi pemilihan umum dan bagi negara dan dunia secara keseluruhan," jelas mitra pengelola CPM Group, Jeffrey Christian.
Pasar kini juga sedang mengamati data produk domestik bruto (PDB) AS Kuartal II/2024 pada Kamis waktu setempat (25/7) serta data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada Jumat (26/7).
Baca Juga
Harga emas juga sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$2.483,60 per troy ounce pada minggu lalu, karena meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga pada 2024.
Harga Batu Bara
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juli 2024 di ICE Newcastle melemah 0,07% ke level US$135 per metrik ton pada penutupan perdagangan Senin (22/7). Sementara, kontrak Agustus 2024 menguat 0,29% ke level US$139,40 per metrik ton.
Mengutip ETEnergyWorld, Survei Ekonomi 2023-2024 menuturkan bahwa batu bara diperkirakan akan terus menjadi tulang punggung sistem energi India selama dua dekade mendatang.
Dalam laporan tersebut juga diungkapkan bahwa teknologi penghilang dan penangkap karbon dioksida, serta pemanfaatan karbon perlu dieksplorasi untuk mengurangi emisi dari penggunaan batu bara.
“Pengurangan penggunaan batu bara akan sangat bergantung pada impor mineral penting yang dibutuhkan untuk energi terbarukan dan penyimpanan baterai, kecuali negara ini berinvestasi dalam pengembangan teknologi berdasarkan sumber daya mineral yang tersedia secara domestik dan teknologi yang memungkinkan penggunaan kembali, pemulihan, dan daur ulang mineral penting,” pungkas laporan tersebut.
Adapun survei ini diajukan di Parlemen pada Senin (22/7) oleh Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman menjelang Anggaran Penuh yang dijadwalkan akan diajukan pada 23 Juli 2024.