Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan perseroan menerima PMN Rp4 triliun pada 2016 yang sepenuhnya terserap pada kuartal II/2022.
Mahendra menuturkan saat ini emiten dengan kode saham WIKA tengah mengelola PMN senilai Rp6 triliun, yang masuk pada April 2024. Injeksi modal ini ditempuh lewat skema Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
“Dalam menjaga tata kelola pengelolaannya, WIKA selalu melakukan monitoring dan evaluasi berdasarkan KPI parameter pengelolaan PMN tersebut,” tuturnya kepada Bisnis.
Terkait rugi keuangan pada 2023, Mahendra mengatakan hal itu disebabkan tingginya beban bunga perseroan dan pencadangan kerugian atas piutang bermasalah. Ini merupakan dampak dari investasi jangka panjang yang belum menghasilkan dan pandemi Covid-19.
Menurutnya, perseroan berkomitmen menjalankan program 8 stream penyehatan yang telah dicanangkan dan mendapat persetujuan pemegang saham. WIKA secara konsisten melakukan monitoring dan evaluasi atas capaian yang diraih.
Baca Juga
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.