Bisnis.com, JAKARTA – PT Hutama Karya (Persero) memastikan menjaga tata kelola perusahaan secara baik di tengah derasnya aliran Penyertaan Modal Negara (PMN) yang secara total mencapai Rp131,14 triliun.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan sejak 2015 hingga Juni 2024, perseroan telah mendapatkan realisasi pencairan PMN sebesar Rp131,14 triliun.
Selain itu, Hutama Karya mendapatkan komitmen penambahan PMN dari cadangan investasi pada tahun anggaran 2024 sebesar Rp1 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk menyelesaikan pengusahaan Ruas Jalan Tol Palembang – Betung.
Adjib menyatakan Hutama Karya mengelola dana PMN yang diterima sesuai tujuan alokasi untuk masing-masing ruas yang telah disetujui pada saat pengajuan.
“Dengan pengelolaannya, kami mengedepankan implementasi Good Corporate Governance [GCG] dan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Kamis (4/7/2024).
Dia menambahkan bahwa dengan adanya dukungan PMN kepada Hutama Karya guna menyelesaikan mandat pengusahaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), perseroan telah mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp1,87 triliun pada 2023.
“Untuk tahun 2024, Hutama Karya berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kinerja baik perseroan seperti yang telah terjadi pada tahun 2023,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menuturkan ada tiga urgensi dari usulan PMN 2024 senilai Rp1 triliun. Pertama, memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam percepatan pembangunan JTTS.
Kedua, PMN bakal digunakan perseroan untuk melanjutkan pengusahaan ruas Jalan Tol Palembang - Betung. Ketiga, injeksi modal tersebut diperlukan untuk meningkatkan konektivitas backbone JTTS dari Bakauheni hingga Jambi.
“Manfaat PMN ini adalah meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatra sehingga mampu menurunkan waktu tempuh dan biaya transportasi, meningkatkan potensi penerimaan fiskal, dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sepanjang koridor jalan tol,” ujarnya.