Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut Baru Kimia Farma Ungkap Rencana untuk Jaringan Apotek

Emiten BUMN Farmasi, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), terus mengevaluasi kemampuan tiap unit usaha dalam mencetak keuntungan.
Kimia Farma/kimiafarmaapotek.co.id
Kimia Farma/kimiafarmaapotek.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Selain berencana melakukan rasionalisasi pabrik, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF), berpeluang menutup jaringan apotek dengan profitabilitas rendah guna mendorong penyehatan keuangan secara menyeluruh.

Direktur Utama Kimia Farma Djagad Prakasa Dwialam mengatakan bahwa perseroan terus mengevaluasi unit-unit usaha yang mampu menghasilkan profit atau tidak. Salah satunya jaringan apotek yang dikelola PT Kimia Farma Apotek.

Dirut Kimia Farma yang baru itu menjelaskan, jaringan apotek yang dimiliki KAEF mempunyai kinerja beragam. Ada yang mampu mencetak laba karena faktor seleksi obat hingga lokasi, tetapi di sisi lain terdapat apotek yang tidak mampu mendatangkan keuntungan.

“Kami terus menerus melakukan evaluasi dan ada apotek yang kami tutup. Jumlahnya itu tentu bervariasi tergantung kondisi, tetapi kalau pertanyaannya adalah apa ada yang kami tutup? Kami akan tutup, tentunya dengan tujuan untuk menyehatkan perusahaan secara keseluruhan,” ujarnya dalam paparan publik yang digelar di Jakarta, Selasa (26/6/2024) malam.

Dikutip dari laman resminya, Kimia Farma Apotek didirikan pada 4 Januari 2003. Anak usaha KAEF ini memiliki lebih dari 1.300 outlet di 200 kota dan kabupaten di Indonesia.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma, Lina Sari, mengatakan perseroan berencana melakukan reorientasi bisnis dan restrukturisasi keuangan guna menjaga kinerja perseroan tumbuh positif dan berkelanjutan.

Lina menuturkan langkah tersebut akan menjadi landasan strategi portofolio bisnis perseroan di berbagai segmen, mulai dari manufaktur hingga menyasar segmen retail.

Dari sisi manufaktur, Kimia Farma bakal melakukan rasionalisasi fasilitas produksi guna meningkatkan utilisasi dan efisiensi. Langkah tersebut akan ditempuh dengan menutup sejumlah pabrik, dari sebelumnya berjumlah 10 menjadi 5 pabrik.

Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Hadi Kardoko menyampaikan bahwa dengan langkah tersebut, tingkat utilisasi perseroan diharapkan meningkat dari sebelumnya hanya 40%.

“Penataan fasilitas produksi ini akan meningkatkan utilisasi kami tentunya, di atas 40% dan juga terjadi proses efisiensi yang lebih baik sekaligus menurunkan biaya operasional,” kata Hadi.

Selain itu, Kimia Farma berencana meningkatkan segmen perdagangan dengan meningkatkan level pemenuhan pesanan hingga 85%, mendongkrak portofolio bermargin tinggi dan alat kesehatan, serta perluasan saluran penjualan. 

Perseroan juga akan memperkuat pengendalian persediaan dan kas serta penguatan produk portofolio di segmen retail, serta meningkatkan kualitas layanan di klinik, laboratorium, sekaligus memperluas portofolio layanan. 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper