Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boy Thohir Bermimpi PLT Hydro 1,3 GW Milik Adaro (ADRO) Maju IPO

Garibaldi 'Boy' Thohir memberikan kisi-kisi mengenai rencana IPO lini bisnis energi terbarukan Adaro Energy (ADRO) seperti PLT Hydro berkapasitas 1,3 Gigawatt.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) Garibaldi Thohir memberikan keterangan saat wawancara dengan redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa 25/6/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) Garibaldi Thohir memberikan keterangan saat wawancara dengan redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa 25/6/2024). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) Garibaldi 'Boy' Thohir memberikan kisi-kisi mengenai rencana penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau PLT Hydro berkapasitas 1,3 Gigawatt. 

Pagi itu di lantai atas pencakar langit area Kuningan, Boy Thohir bercerita banyak soal visi misi Adaro di masa depan. Dia menginginkan perusahaan yang diakuisisi pada 2005 itu bisa eksis sampai seratus tahun atau bahkan lebih. Caranya cukup sederhana, yaitu mengalihkan inti bisnis yang berasal dari batu bara menjadi energi baru terbarukan.

Sambil berkelakar, dia mengatakan untuk visi dan cara yang sederhana itu diperlukan modal yang cukup besar. Oleh sebab itu, menurutnya pengusaha memerlukan banyak kalkulasi sebelum terjun dalam bisnis energi baru terbarukan seperti Adaro.

"Businessman itu setiap lihat peluang selalu butuh dua hal. Uang dan orang. Nah ini yang kadang menjadi tantangan karena tangan businessman pun cuma dua," jelasnya. Pada saat ini, dia percaya PLT Hydro yang tengah dikembangkan oleh Adaro akan menjadi mesin baru bagi perseroan mengalihkan inti bisnis.

Pasalnya, Boy Thohir membayangkan bila pembangkit listrik itu jalan maka banyak pengusaha yang akan berkumpul di area tersebut untuk menerima pasokan energi hijau. Sebagaimana yang menjadi perjanjian global untuk mencapai zero net emission pada 2060.

Menurutnya, produk yang dihasilkan juga akan mendapatkan stempel ramah lingkungan sejak dari hulu hingga ke hilir. Untuk saat ini, hal tersebut masih menjadi visi yang ingin Boy Thohir dan Adaro gapai.

Jauh ke depan, Boy Thohir mengatakan peluang bagi PLT Hydro milik Adaro untuk melakukan IPO cukup terbuka. Kesempatan IPO ini akan diambil ketika ukuran perusahaan sudah cukup besar.

"IPO ya mungkin suatu hari kalau sudah besar, ya kan?" ujar Boy Thohir di Menara Karya. Menurutnya, ADRO saat ini memiliki pilar Adaro Green. Adaro Green dapat melakukan IPO apabila ukuran perusahaan telah cukup besar. 

Penjualan Batu Bara Adaro
Penjualan Batu Bara Adaro

Boy Thohir juga menegaskan dirinya tidak mau sesumbar untuk melakukan IPO di lini bisnis ini hanya untuk menjual mimpi.  "Saya nggak mau jual mimpi aja kan. Kami kan fundamental juga. Kan story line-nya menarik kan?" tutur Boy Thohir. 

Dia menjelaskan proyek pengembangan PLTA di Kalimantan Utara ini menjadi menarik karena tidak banyak yang memiliki kawasan industri yang besar, yang terintegrasi dengan energi bersih.

"Kenapa kami masuk ke Kalimantan Utara, karena kami memahami dan kami mengetahui bahwa di sana itu ada potensi hydro power yang gede dari sungai Kayan dan dari sungai Mentarang," ujar Boy Thohir.

Boy Thohir optimistis dalam beberapa tahun ke depan, kawasan industri di Kalimantan Utara tersebut akan dimasuki oleh segala macam jenis perusahaan seperti perusahaan aluminium, baterai, hingga data center yang menggunakan AI. PLTA Mentarang ini ditargetkan akan COD pada tahun 2030. 

Selain mengembangkan PLTA, Boy Thohir juga menyebut ADRO juga memiliki PLT Surya (PLTS) sistem rooftop atau atap dengan kapasitas 130 kWp di Kelanis, Kalimantan Tengah. Menurutnya, PLTS ini digunakan untuk melayani kebutuhan listrik di area tambang Adaro. 

Setelah berhasil dalam pembangunan dan pengoperasian PLTS atap 130 kWp, ADRO melakukan pengembangan dengan menambahkan kapasitas 468 kWp PLTS dengan sistem terapung. 

Selain mengembangkan EBT dengan upaya sendiri, ADRO juga menurutnya memiliki kerja sama dengan PT Medco Power Indonesia yang merupakan anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dan PT Energi Baru TBS yang merupakan anak usaha PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) untuk mengembangkan EBT dan rantai pasok solar photovoltaic serta sistem penyimpanan energi baterai di Indonesia dengan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai. 

Kerja sama pengembangan EBT ini dilakukan melalui proyek solar dan baterai sebesar 1,5 GWp untuk mendukung green energy corridor antara Indonesia dan Singapura. 

Dengan pengembangan proyek-proyek EBT ini, Boy Thohir berharap pada tahun 2030 total pendapatan ADRO sebesar 50% dapat dikontribusikan dari bisnis non-batu bara termal. 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper