Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Yen, Yuan, Dolar Hingga Rupiah Usai Idul Adha 2024 Terhadap Euro

Mata uang dolar terpantau melemah, memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya terhadap euro dan pound sterling
Ilustrasi Rupiah. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan rencana implementasi redenominasi rupiah. JIBI/Bisnis.com
Ilustrasi Rupiah. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan rencana implementasi redenominasi rupiah. JIBI/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Nilai tukar dolar AS terus mengalami penurunan, memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya terhadap euro dan pound sterling. Pelemahan ini terjadi seiring meredanya kekhawatiran pasar terhadap risiko pemerintahan sayap kanan di Perancis.

Pada Senin (17/6/2024), dolar AS tidak mampu mendapatkan dorongan dari kenaikan imbal hasil treasury. Para investor menantikan laporan penjualan ritel yang penting serta komentar dari pejabat Federal Reserve (The Fed) untuk memprediksi waktu dan kecepatan penurunan suku bunga.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap euro, pound sterling, dan empat mata uang utama lainnya, turun tipis ke 105,26 pada awal perdagangan di Asia. Penurunan ini melanjutkan tren pelemahan dari level tertinggi selama 11,5 bulan pada Jumat (14/5) yang berada di 105,80.

Penguatan indeks dolar sebelumnya sebagian besar didorong oleh aksi jual euro yang signifikan, setelah Presiden Perancis Emmanuel Macron mengadakan pemilihan umum sebagai respons terhadap kekalahan partai sentrisnya oleh Partai Nasional Marine Le Pen yang euroskeptis dalam pemilihan Parlemen Eropa.

“Jelas bahwa parlemen yang digantung adalah alasan utama bagi pasar, dan para pemimpin yang lebih tenang akan berpendapat bahwa pemerintahan apa pun yang melibatkan Partai Rassemblement National (RN) yang dipimpin Le Pen kemungkinan tidak akan terlalu mempengaruhi kebijakan fiskal,” jelas Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone.

Dolar AS juga bergerak dalam dua arah, dengan data inflasi AS yang lemah, berbeda dengan sikap hawkish pejabat The Fed pada pertemuan kebijakan minggu lalu.

Euro menguat 0,04% menjadi US$1,0738, menambah kenaikan 0,26% di sesi sebelumnya. Sterling naik 0,06% menjadi US$1,2712.

Di sisi lain, mata uang Rupiah melemah 0,87% ke level 16.412 terhadap dolar pada penutupan Jumat (14/6). Beberapa mata uang Asia lainnya yang juga melemah termasuk peso Filipina sebesar 0,06%, dolar Taiwan 0,06%, dan dolar Singapura 0,01% pada pukul 09.35 WIB.

Namun, beberapa mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar, seperti baht Thailand 0,09%, ringgit Malaysia 0,09%, yuan China 0,01%, dolar Hong Kong 0,02%, dan yen Jepang 0,08% pada pukul 09.35 WIB. Pada pukul 09.36 WIB, won Korea juga menguat 0,05%.

Minggu ini, pasar juga menantikan keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada Kamis (20/6) dengan prediksi bahwa suku bunga BI akan tetap di level 6,25%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper