Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Bank Mandiri (BMRI) Serok 150.000 Saham saat Harga Ambrol

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Darmawan Junaidi tercatat memborong saham BMRI sebanyak 150.000 unit di tengah momen jebloknya harga saham.
Karyawan beraktivitas di kantor cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas di kantor cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Darmawan Junaidi tercatat memborong saham BMRI sebanyak 150.000 lembar di tengah momen jebloknya harga saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Darmawan membeli 150.000 lembar saham BMRI pada 27 Mei 2024 di harga Rp5.900 per lembar. Alhasil, Darmawan merogoh kocek Rp885 juta untuk transaksi tersebut.

"Tujuan transaksi untuk investasi," tulis Manajemen Bank Mandiri di keterbukaan informasi pada Jumat (7/6/2024).

Dengan transaksi tersebut, kepemilikan saham Darmawan di Bank Mandiri pun kian menebal. Tercatat, jumlah saham yang dimiliki Darmawan kini mencapai 10,98 juta lembar.

Adapun, transaksi pembelian saham BMRI dilakukan di tengah kondisi penurunan saham bank. Tercatat, pada 27 Mei 2024 saat Darmawan memborong saham BMRI, harga saham bank turun 3,72%. 

Pada perdagangan pekan lalu dari 27 Mei 2024 sampai 31 Mei 2024 harga saham BMRI melorot 2,48%.

Meskipun, pada pekan ini, harga saham BMRI rebound. Pada perdagangan akhir pekan 7 Juni 2024, harga saham BMRI naik 1,62% ke level Rp6.275. Dalam sepekan, harga saham BMRI naik 6,36%.

Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman dalam risetnya menilai saham bank-bank jumbo seperti BMRI masih berperingkat overweight. BMRI direkomendasikan buy dengan target harga Rp7.400.

Menurut Prasetya dan Brandon, bank jumbo sebagian besar telah diperhitungkan oleh pasar karena memiliki rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang tinggi. Dengan kondisi tersebut, bank jumbo akan terus menikmati biaya dana yang lebih rendah di tengah kondisi likuiditas yang semakin ketat.

Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus juga menilai saham perbankan memang sempat mengalami koreksi seiring sentimen negatif di pasar, di antaranya terkait suku bunga acuan. Namun, prospek saham perbankan masih baik untuk jangka panjang.

“Akan tetapi, potensi valuasi di masa yang akan datang masih sangat baik,” ujarnya.

-----------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper