Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perdagangan dan pengolahan aspal, PT Xolare RCR Energy Tbk. (SOLA) mengincar pendapatan sebesar Rp118,62 miliar pada 2024 atau tumbuh sekitar 42% dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp83,23 miliar.
Direktur Utama SOLA Mochamad Bhadaiwi memerinci bahwa target pendapatan perseroan akan ditopang dari sektor perdagangan sebesar Rp83,57 miliar, sektor jasa konstruksi Rp18,54 miliar, dan sektor industri senilai Rp16,5 miliar.
“Tahun ini kami menargetkan pendapatan perseroan tumbuh menjadi Rp118 miliar dan selanjutnya akan tumbuh double digit yaitu sekitar 20% - 25% dari tahun 2025 hingga 2028,” ujarnya dalam paparan publik insidentil, Kamis (30/5/2024).
Selain itu, Bhadaiwi menyatakan bahwa SOLA juga menargetkan laba bersih senilai Rp20 miliar sepanjang 2024, atau naik 235% dibandingkan realisasi laba 2023 sebesar Rp5,96 miliar.
Dia memperkirakan prospek industri aspal tahun ini cukup positif. Didukung oleh meningkatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan yang membutuhkan aspal sebagai material konstruksi.
Selain itu, katalis positif juga datang dari meningkatnya permintaan produk-produk turunan aspal paving grade, seperti aspal penetrasi, aspal performance grade, aspal emulsi, dan coldmix aspal.
Baca Juga
“Berkembangnya pasar untuk produk aspal industrial grade seperti aspal coating, waterproofing, aspal membrane, genteng aspal menciptakan peluang pasar baru bagi industri aspal,” ujarnya.
Saat ini, Bhadaiwi menuturkan SOLA memiliki sejumlah proyek berjalan. Salah satunya preservasi Jalan Kandangan-Lumpangi-Bts Kabupaten Tanah Bambu-Mentewe.
Ada pula proyek pengadaan polimer modified bitumen untuk perusahaan tambang di Kalimantan Timur, gas srubber fase II di Jawa Timur, serta pengadaan polimer modified bitumen untuk preservasi jalan nasional di Sumatra Selatan dan Jami.
Dalam pemberitaan sebelumnya, SOLA baru merampungkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Raja Ampat dengan nilai sebesar Rp25,53 miliar. Proyek ini digarap melalui anak usaha PT Bumiraya Energi Hijau (BEH)
PLTS berkapasitas 495 KWp dan 2.000 kWh baterai yang dikerjakan oleh anak usaha SOLA tersebut dimiliki oleh perusahaan pertambangan nikel di Pulau Gag, yakni PT Gag Nikel.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.