Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menyampaikan laporan keuangan untuk kuartal I/2024. PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp790 miliar di tiga bulan pertama 2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, pada tiga bulan pertama tahun 2024, PTBA mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,4 triliun, atau turun 5,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp9,95 triliun. PTBA juga mencatatkan EBITDA sebesar Rp1,5 triliun.
Sementara itu, beban pokok pendapatan PTBA naik 1,15% menjadi Rp7,99 triliun, dari Rp7,89 triliun secara tahunan.
Meningkatnya beban tersebut membuat PTBA membukukan penurunan laba bruto 31,01% menjadi Rp1,41 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,05 triliun.
Alhasil, laba bersih PTBA juga tergerus 31,99% menjadi Rp790,9 miliar di kuartal I/2024. Laba bersih ini turun dari Rp1,16 triliun di kuartal I/2023.
Dalam keterangan resminya, PTBA menuturkan pencapaian laba bersih ini didukung oleh peningkatan kinerja operasional PTBA sepanjang triwulan I/2024. Total produksi batu bara PTBA pada kuartal I/2024 mencapai 7,3 juta ton, tumbuh 7% dibanding periode yang sama tahun 2023 yakni sebesar 6,8 juta ton.
Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 10% menjadi 9,7 juta ton. Pada kuartal I/2024, PTBA mencatat penjualan ekspor PTBA sebesar 3,8 juta ton atau naik 4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Terdapat peningkatan ekspor ke sejumlah negara, di antaranya India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Malaysia. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton atau tumbuh 14% secara tahunan.
Adapun realisasi angkutan batu bara melalui jalur kereta api pada Januari-Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton atau meningkat 9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski sempat terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan jalan layang Bantaian pada Maret lalu, angkutan batu bara melalui jalur kereta api tetap dapat mencapai target.
Manajemen menuturkan tantangan bagi PTBA di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 21% secara tahunan dari US$100,44 per ton pada Januari-Maret 2023 menjadi US$78,9 per ton. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 49% secara tahunan menjadi USD125,76 per ton.
"Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," kata Corporate Secretary PTBA Niko Chandra, Rabu (1/5/2024).
Selain itu, PTBA berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.
Adapun untuk 2024 ini, kata Niko, PTBA melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis. Pada 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton.