Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (30/4): Kilau Emas Meredup, Batu Bara dan CPO Menghijau

Jelang keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mengenai suku bunga acuan pada lusa, harga komoditas emas menurun sedangkankan batu bara dan emas naik.
Ilustrasi emas batangan. Dok Bloomberg
Ilustrasi emas batangan. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas di pasar spot kembali melemah seiring para pedagang menanti keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang diumumkan lusa (1/5/2024) waktu AS. Sementara itu, harga komoditas batu bara dan CPO mencatatkan penguatan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Mei 2024 di ICE Newcastle ditutup menguat 2,16% pada level US$137,40 per metrik ton pada perdagangan Senin (29/4/2024). Kemudian, batu bara kontrak Juni 2024 juga menguat 0,08% ke US$138,60 per metrik ton.

Beberapa perusahaan Tanah Air kini telah beralih ke komoditas yang lebih bersih jika dibandingkan dengan batu bara. Baru-baru ini PT Harum Energy diketahui akan lebih banyak membeli tambang nikel lantaran perusahaannya bersiap dalam transisi energi. 

“Pasar masyarakat tidak mengapresiasi bisnis pertambangan batu bara” Jelas Presiden Direktur HRUM Ray Antonio Gunara. 

Perusahaan lainnya, PT Adaro Energy Indonesia sedang membangun smelter aluminium di Kalimantan. PT Indika Energy dan PT United Tractors membeli saham di aset pertambangan non-batubara pada tahun lalu.

Adapun, mengutip Reuterspara menteri energi G7 di Italia membahas penetapan target bersama pada 2035 untuk menutup pembangkit listrik batu bara mereka, menandai langkah signifikan dari arah yang ditunjukkan pada pertemuan puncak iklim PBB COP 28 di Dubai pada tahun lalu. 

Harga Emas Hari Ini (30/4/2024)

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot ditutup melemah -0,10% ke level US$2.333,37 per troy ounce pada pukul 07.22 WIB pada perdagangan Selasa (30/4). 

Kemudian, harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga melemah -0,53% ke level US$2.345,10 per troy ounce pada pukul 06.47 WIB.

Harga emas telah goyah lantaran para pedagang menantikan  pertemuan keputusan suku bunga Federal Reserve dan data pekerjaan utama AS selama seminggu ke depan. Dengan inflasi yang menjadi indikator The Fed meningkat dengan cepat sejak Maret lalu, para pedagang swap kini hanya memperkirakan satu kali penurunan suku bunga acuan pada 2024 ini.

Ahli strategi komoditas di TD Securities Daniel Ghali melihat potensi kenaikan harga emas. Dia beralasan para pedagang di Shanghai mulai aktif lagi membeli emas, dengan taruhan optimis mereka yang mulai mendekati rekor tertinggi sebelumnya.

Di tempat lain, yen melonjak setelah menyentuh level terlemahnya terhadap dolar dalam 34 tahun terakhir, di tengah spekulasi bahwa pemerintah Jepang akan melakukan intervensi untuk mendukung mata uangnya. Tindakan apa pun dapat melemahkan dolar, berpotensi meningkatkan harga emas batangan.

Harga emas telah kehilangan sebagian dukungannya karena berkurangnya permintaan lindung nilai. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Senin (29/4) juga meningkatkan upaya untuk mengamankan gencatan senjata dalam pertemuan Timur Tengah. 

Harga CPO

Harga komoditas minyak kelapa sawit atau CPO berjangka pada perdagangan Senin (29/4) kontrak Juli 2024 menguat 25 poin ke 3.921 ringgit per ton di Bursa derivatif Malaysia. Kontrak Juni 2024 juga ditutup menguat 23 poin menjadi 3.945 ringgit per ton.

Mengutip Reuters, minyak sawit berjangka Malaysia naik untuk dua sesi berturut-turut pada Senin (29/4/2024), didukung oleh kekuatan minyak saingannya Dalian dan Chicago walaupun perkiraan produksi yang lebih tinggi membatasi kenaikan.

Menurut seorang pedagang, Asosiasi Penggilingan Minyak Sawit Semenanjung Selatan (SPPOMA) memperkirakan bahwa peningkatan produksi Malaysia untuk periode 1-25 April 2024 membatasi harga, dengan kenaikan sebesar 4,11%,

Harga minyak mentah juga menurun 1% pada Senin (29/4) akibat  perundingan perdamaian Israel-Hamas di Kairo meredakan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Data inflasi Amerika Serikat (AS) juga meredupkan prospek penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Kontrak minyak kedelai teraktif Dalian, DBYcv1, naik 0,95%. Kontrak minyak sawit, DCPcv1 menguat 1,39%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) BOcv1, naik 0,44%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper