Bisnis.com, JAKARTA — Perbankan investasi asal Amerika Serikat (AS), J.P. Morgan, telah memberikan pandangannya terhadap prospek bisnis es krim PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR).
Dalam riset terbarunya dikutip Jumat (12/4/2024), Tim Asean Metals, Indo Auto & Consumer Research J.P. Morgan mengulas geliat bisnis es krim Unilever Indonesia.
J.P. Morgan menukil data Euromonitor yang mencatat bisnis es krim UNVR memiliki skala sekitar Rp7,9 triliun atau menyumbang sekitar 20% untuk total penjualan Unilever Indonesia pada 2023. Lini usaha itu disebut oleh Euromonitor telah kehilangan pangsa pasar dalam beberapa tahun terakhir.
“Kami meyakini kategori ini akan menghadapi kompetisi lebih ke depan sejalan dengan pertumbuhan kue bisnis es krim yang masih baik dan UNVR memimpin pangsa pasar dengan 48% pada 2023,” tulis Tim Analis J.P. Morgan.
Berdasarkan catatan Bisnis, Unilever Indonesia membukukan pendapatan Rp38,61 triliun dan laba Rp4,80 triliun pada 2023. Nilai itu mencerminkan penurunan secara tahunan baik dari sisi top line maupun bottom line.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Benjie Yap menuturkan bahwa upaya memperkuat fundamental bisnis telah menjadi prioritas utama perseroan sepanjang tahun 2023.
Baca Juga
Hasilnya, pada kuartal III/2023, bisnis UNVR meraih kenaikan penjualan domestik sebesar 3,3%. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan volume dasar yang positif sebesar 4,3%.
Namun, tren positif itu terhenti ketika memasuki bulan November dan Desember 2023. Benjie menyampaikan bahwa dampak pergeseran sentimen yang disebabkan oleh situasi geopolitik mengakibatkan penjualan domestik pada 2023 menjadi -5,2%.
“Namun, upaya konsisten kami untuk menavigasi krisis ini mulai menunjukkan kemajuan pada Januari 2024. Ke depan, kami tetap berkomitmen untuk fokus pada pertumbuhan jangka panjang dengan secara konsisten melaksanakan lima prioritas strategis kami,” ujarnya.
Harga saham UNVR parkir di Rp2.680 pada akhir perdagangan Jumat (5/4/2024). Untuk periode berjalan 2024, pergerakan terkoreksi 24,08%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.