Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kawasan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) membukukan pendapatan senilai Rp4,53 triliun pada 2023. Seiring hal tersebut, laba bersih perseroan meningkat tipis dibandingkan capaian 2022.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember 2023, SSIA membukukan pendapatan usaha senilai Rp4,53 triliun atau meningkat 25,52% secara year-on-year (YoY).
Pendapatan usaha SSIA pada tahun lalu ditopang oleh segmen jasa konstruksi yang mencapai Rp2,78 triliun atau meningkat 16,25% YoY. Adapun segmen hotel melesat 52,87% YoY menjadi Rp895,35 miliar, dan kawasan industri naik 86,24% YoY ke Rp385,84 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha, beban langsung yang dipikul SSIA juga meningkat 19,05% YoY menjadi Rp3,21 triliun. Dengan demikian, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp1,32 triliun alias meningkat 44,55% secara tahunan.
Namun, setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, SSIA mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp176,57 miliar atau naik tipis 0,43% YoY. Laba per saham juga naik dari Rp38,65 menjadi Rp38,80.
Dari sisi neraca, SSIA membukukan total aset senilai Rp8,41 triliun atau tumbuh 1,53% YoY. Adapun liabilitas perseroan menurun 1,41% secara tahunan menjadi Rp3,97 triliun, sementara ekuitas tercatat sebesar Rp4,44 triliun atau meningkat 4,32% YoY.
Baca Juga
Di sisi lain, arus kas setara kas SSIA pada akhir periode Desember 2023 tercatat sebesar Rp1,21 triliun, meningkat 7,31% YoY dari posisi sebelumnya yakni Rp1,13 triliun.
Sementara itu, sepanjang 2024, SSIA menargetkan penjualan lahan industri seluas 65 hektare atau meningkat 217% dibandingkan dengan capaian tahun lalu.
Vice President of Investor Relations Surya Semesta Internusa, Erlin Budiman, menyampaikan bahwa target itu berasal dari penjualan 20 hektare di Suryacipta Karawang dan Subang Smartpolitan seluas 45 hektare.
“Melihat pipeline yang ada kami cukup optimistis. Karawang saat ini ada sekitar 100 hektare lahan, sedangkan Subang sekitar 400 hektare," tutur Erlin kepada Bisnis.
Erlin menuturkan bahwa perseroan optimistis dengan target tersebut mengingat besarnya potensi lahan di Subang Smartpolitan yang dinilai memiliki letak cukup strategis. Pasalnya, kawasan industri ini berjarak 37 kilometer dari Pelabuhan Patimban, Jawa Barat.
Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mulai pembangunan Jalan Tol Akses Patimban paket 1-3.
Jalan Tol Akses Patimban memiliki total panjang 37,05 kmk dengan rincian sepanjang 14,11 km dibangun oleh badan usaha jalan tol (BUJT), sementara 22,94 km dibangun oleh pemerintah.
Dengan posisi tersebut, Erlin menyatakan Subang Smartpolitan diyakini mampu menarik investasi khususnya di sektor otomotif. Sebab, lahan industri di Cikarang hingga Karawang sudah semakin terbatas dengan harga jual yang melambung.
“Ditambah dengan Pelabuhan Patimban yang kelak fokus untuk ekspor produk otomotif ke depannya, menyebabkan Subang Smartpolitan sangat strategis karena dikelilingi infrastruktur utama,” kata Erlin.