Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja keuangan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mampu melampaui proyeksi analis, Mirae Asset Sekuritas kerek target saham ke Rp940.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Jonghoon Won mengatakan bahwa broker asal Korea Selatan itu telah menaikkan target harga saham Mitratel. Pasalnya mereka menilai kinerja 2023 MTEl telah melampaui perkiraan analis,
“Target terbaru kami untuk MTEL adalah Rp 940 per saham. Kami menilai MTEL menggunakan metode DCF 10 tahun dengan WACC sebesar 9,75%. Saat ini MTEL diperdagangkan dengan penilaian yang masih terdiskon dengan EV/EBITDA sebesar 12,3x,” katanya, Rabu (13/3/2024).
Oleh sebab itu, Won menilai saham MTEL dapat atraktif selama perseroan mampu untuk mempertahankan posisi terdepan di sektor menara dan juga mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang kuat.
Adapun pendapatan operasional tahunan MTEL meningkat sebesar 11,2% YoY dari Rp7,73 triliun menjadi Rp8,60 triliun. Won mengatakan torehan itu melebihi ekspektasi sebesar 1,1%. Laba operasional meningkat 15,4% YoY dari Rp3,15 triliun menjadi Rp3,64 triliun dan EBITDA-nya juga meningkat sebesar 12,7% YoY dari Rp6,14 triliun menjadi Rp6,92 triliun.
Hal itu mengerek margin keuntungan yang menunjukkan tren perbaikan berkelanjutan. Margin operasinya telah ditingkatkan dari 40,8% menjadi 42,3% pada 2023, dan Margin EBITDA juga membaik dari 79,5% menjadi 80,5%.
Baca Juga
Adapun laba bersih MTEL juga meningkat 12,6% YoY dari Rp 1,79 triliun menjadi Rp2,01 triliun dengan peningkatan margin dari 23,1% menjadi 23,4%.
“Oleh karena itu, kami menganalisis pendapatan rata-rata setiap penyewa per bulan, dan ada beberapa yang peningkatan angkanya membesar. Pendapatan rata-rata setiap penyewa per bulan meningkat sekitar 4,8%, menghasilkan pertumbuhan pendapatan MTEL yang lebih tinggi pada kuartal IV/2023,” jelasnya.
Menurutnya tahun lalu MTEL menjadi perusahaan menara paling agresif dalam hal akuisisi menara. Pasalnya MTEL telah mengakuisisi 2.596 menara, dan strategi ekspansi yang agresif dapat berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan dua digit.
“Tak hanya mengakuisisi menara, MTEL juga berhasil meningkatkan jumlah penyewa, sehingga meningkatkan rasio sewa dari 1,47x menjadi 1,51x. Selanjutnya, 2023 menandai tahun pertama masuknya MTEL ke bisnis kabel fiber. Tahun lalu, pendapatan bisnis kabel fiber mencapai sekitar Rp 207 miliar atau 2,4% dari total pendapatan,” jelasnya.
Won menambahkan aksi agresif manajemen secara mulus diterjemahkan ke dalam hasil kinerja. MTEL membangun total 682 menara dan mengakuisisi 1.995 menara di antaranya 997 dari ISAT dan 803 dari Gametraco.
Hasilnya, lanjut Won, kini perusahaan memegang posisi dominan dalam industri menara telekomunikasi yang memiliki total 38.014 menara. Saat ini, perusahaan telekomunikasi Indonesia fokus pada bisnis fixed broadband, yang membutuhkan infrastruktur kabel serat penting. Akibatnya, perusahaan menara telekomunikasi memprioritaskan upaya mereka dalam bisnis kabel fiber.
“Pada tahun yang sama, MTEL memperluas jaringan kabel fibernya sepanjang 15.880 km, yang saat ini masih sekitar 32.521 km. Manajemen juga menilai bisnis kabel fiber cukup signifikan penting, mengantisipasi pertumbuhan pendapatan yang cepat di bidang ini di masa depan,” pungkasnya.
-----------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.