Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas yang menembus rekor baru dapat memberikan sentimen positif bagi saham-saham emas seperti ANTM dan MDKA. Potensi Average Selling Price (ASP) yang terkerek akan memantik kinerja fundamental dan kinerja sahamnya.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan harga emas yang naik akan memberikan keuntungan karena Average Selling Price (ASP) komoditasnya akan ikut naik. “Kita melihat mereka yang punya tambang emas. Jadi mereka benar-benar murni di sektor hulu yaitu produksi, menambang dan menjual dengan harga indeks global,” kata Felix kepada Bisnis, Kamis (7/3/2024).
Lebih lanjut, Felix mengatakan kondisi tersebut akan berdampak positif secara keseluruhan kepada saham-saham emas khususnya yang memiliki bisnis hulu seperti ARCI, BRMS dan PSAB. Meski demikian, Panin Sekuritas merekomendasikan saham ANTM dan MDKA untuk saham-saham emas.
Felix menjelaskan ANTM menarik untuk dikoleksi karena adanya efisiensi biaya yang dilakukan untuk menekan beban. Peningkatan produksi juga dilakukan ANTM untuk memaksimalkan keuntungan.
Di lain sisi, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan secara teknikal, emiten emas yang menarik dicermati adalah ANTM, BRMS dan MDKA.
Secara lebih rinci, ANTM direkomendasikan buy if break dengan support Rp1.505 dengan resistance di level Rp1.580 per saham dan target harga Rp1.640 hingga Rp1.700 per saham.
Baca Juga
Saham BRMS dan MDKA direkomendasikan trading buy. BRMS memiliki support di Rp153 dan resistance di Rp166 serta target harga di level Rp172 hingga Rp180 per saham, sementara MDKA memiliki support di Rp2.320 per saham dan resistance di level Rp2.380. Target price MDKA ada di level Rp2.490 hingga Rp2.530.
Seperti yang diketahui, harga emas global memecahkan rekor pada perdagangan hari ini, Kamis (7/3/2024) di level US$2.161 per troy ounce. Berdasarkan data Bloomberg pukul 16.00 WIB, harga emas berjangka comex tercatat naik 0,25% ke posisi US$2.163 per troy ounce sementara itu emas global tercatat sebesar US$2.155 per troy ounce atau naik 0,34%.
-------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.