Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) Merza Fachys berharap penggabungan usaha atau merger antara FREN dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dapat segera terjadi.
Merza Fachys menuturkan hingga saat ini diskusi merger masih berlangsung di tingkat pemegang saham. Pihaknya berharap hal ini dapat menjadi salah satu solusi terbaik untuk efisiensi FREN dan EXCL.
"Pembicaraan merger bukan di manajemen, tapi di pemegang saham FREN dan EXCL. Saya berharap itu [merger] bisa terjadi," kata Merza ditemui di Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Dia melanjutkan, terdapat beberapa keuntungan yang bisa didapatkan FREN dari aksi merger ini. Salah satu keuntungan tersebut menurutnya adalah resources yang akan jauh lebih efisien, baik perangkat, SDM, hingga permodalan.
Selain itu, lanjut dia, dengan merger akan terdapat aset-aset yang dapat dimanfaatkan bersama antara FREN dan EXCL.
Di sisi lain, Merza melihat merger dapat mendatangkan efisiensi operasional. Merza mencontohkan merger yang terjadi antara PT Indosat Tbk. (ISAT) dengan Three Indonesia membuat operasional perusahaan menjadi semakin efisien.
Baca Juga
"Lihat hasil ISAT dan Three, kalau baca laporan keuangan operasional mereka, biaya jadi lebih efisien. Kalau misalnya dulu ISAT keluar 100, Three 50, setelah gabung bukan 150, tapi 100," ujar dia.
Merza juga menuturkan dengan merger, spektrum akan menjadi lebih lebar, yang berarti pelanggan akan mendapatkan kualitas jaringan yang semakin bagus.
Meski demikian, Merza kembali memastikan dirinya tidak bisa memberi petunjuk kapan merger kedua perusahaan ini akan terlaksana.
"Saya enggak bisa ngomong waktu, tapi kalau boleh berharap secepat-cepatnya. Kalau enggak jadi, ya elus dada," tuturnya.
Sebelumnya, Investment Analyst Stockbit Arvin Lienardi dalam risetnya menyebut apabila merger ini terwujud, maka dapat berdampak positif bagi profitabilitas EXCL seiring menurunnya tingkat kompetisi harga antar provider.
"Berkaca dari merger Indosat dengan Hutchison Three pada 2022, aksi korporasi tersebut berhasil meningkatkan profitabilitas ISAT," tulis Arvin.
Arvin menyebut sebelum merger, margin usaha inti ISAT pada 2021 hanya sebesar 9,4%. Setelah merger, margin usaha inti ISAT naik menjadi sekitar 13,1% pada 2022 dan sekitar 17,7% pada 2023.