Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) melaporkan penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih pada 2023. Analis memandang kinerja keuangan PTBA masih akan cukup tertekan di tahun ini.
Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan menjelaskan kinerja keuangan PTBA apabila dibandingkan dengan tahun lalu memang mengalami penurunan. Penurunan ini sesuai ekspektasi dari Mirae Asset Sekuritas.
"Penurunan utamanya dikarenakan oleh harga jual batu bara yang lebih rendah," kata Darmawan kepada Bisnis, Selasa (5/3/2024).
Akan tetapi, lanjutnya, apabila dibandingkan dengan ekspektasi Mirae Asset Sekuritas, angka volume produksi dan penjualan PTBA di tahun ini lebih dari ekspektasi. Selain itu, average selling price (ASP) atau harga jual rata-rata batu bara PTBA secara keseluruhan masih lebih tinggi karena PTBA masih melakukan aktivitas ekspor ke negara lain atas dasar permintaan yang masih cukup baik.
Selain itu, lanjutnya, biaya keuangan atau cash cost PTBA juga masih relatif rendah dari tahun lalu. Dengan demikian, hasil kinerja dari PTBA menurut Darmawan melebihi ekspektasi Mirae Asset Sekuritas.
Sementara itu, dengan kinerja keuangan PTBA tahun ini, Mirae Asset Sekuritas tidak mengekspektasikan adanya perbaikan. Bahkan, Mirae Sekuritas memperkirakan kinerja keuangan PTBA masih akan cukup tertekan di tahun ini.
Baca Juga
"Karena untuk ASP sendiri, kami perkirakan levelnya kurang lebih akan sama dengan di level kuartal IV/2023," ujar Darmawan.
Adapun Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan hold untuk saham PTBA, dengan target harga yang masih sama dari sebelumnya, yakni Rp2.450 per saham.
Sebagai informasi, PTBA mencatatkan pendapatan sebesar Rp38,48 triliun di tahun 2023 ini. Pendapatan ini turun 9,75% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp42,64 triliun.
Sementara itu, laba bersih PTBA turun hingga 51,42% secara tahunan atau year on year (yoy). Laba bersih PTBA berkurang dari Rp12,5 triliun di akhir 2022, menjadi Rp6,10 triliun sepanjang 2023.